Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dewi Tanjung: Novel Baswedan Benjol Gara-Gara Tabrak Pohon

Dewi Tanjung: Novel Baswedan Benjol Gara-Gara Tabrak Pohon Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus PDIP Dewi Tanjung mengatakan salah satu alasan dirinya memperkarakan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan karena sampai saat ini kasus penyiraman air keras masih tidak jelas. Ia mengatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk bertanya tentang kejelasan status perkara hukum.

"Kasus ini tidak jelas. Dua tahun tetap tidak jelas. Tidak diketahui penyelesaian kasus ini dan pelaku tidak ketahuan. Justru yang ketahuan dan selalu muncul adalah sesuatu yang tidak masuk akal dari Novel Baswedan itu sendiri seperti perban di kelapa itu benjol karena tertabrak pohon," katanya dalam akun YouTube sebagaimana dikutip di Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Baca Juga: Aksi Dewi Tanjung Tak Berujung! Warganet: Fitnahnya Jahat, Kok Polisi Enggak Menindak?

Dewi Tanjung juga mempertanyakan muka Novel Baswedan yang terlihat normal meski sudah terkena air keras. Ia menjelaskan hal-hal yang tidak jelas inilah yang ingin dirinya ungkap dengan melaporkan Novel Baswedan ke polisi.

"Nyai pikir papah ketabrak tiang, ternyata papah ketabrak pohon. Pantesan benjol. Tapi itu katanya karena nyai tidak lihat," sebutnya. 

Sebelumnya, Dewi Tanjung melaporkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya atas dugaan melakukan rekayasa terkait kasus penyiraman air keras. Dalam keterangannya, Dewi mencurigai Novel telah merekayasa sendiri insiden yang dialami. Sebab, ia menemukan kejanggalan dalam bekas luka milik Novel.

"Faktanya kulit Novel kan enggak apa-apa, hanya matanya. Yang lucunya kenapa hanya matanya sedangkan kelopaknya, intinya semua tidak (rusak)," klaim Dewi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: