Rinaldy A Yunardi, Maestro Desainer Aksesori Indonesia
Rinaldy A Yunardi merupakan maestro desainer aksesori kenamaan Tanah Air. Karya buatan tangan (hand made)-nya telah menjadi banyak favorit selebritas Hollywood. Kualitas dari karya-karyanya sungguh tidak diragukan lagi.
Pria bernama lengkap Rinaldy Aviano Yunardi ini lahir di Medan, 13 Desember 1970. Anak bungsu pasangan Yunardi dan Phin Jin Njaw ini dilahirkan di tengah keluarga pekerja kreatif yang tidak asing dengan aneka kerajinan tangan. Ayahnya merupakan pebisnis kecil yang menciptakan tas sekolah dan tas kulit. Kebiasaan ayah dan ibunya membuat kerajinan tangan memberi banyak pengaruh untuk Rinaldy berkarya di jalur kreatif.
“Selain membantu ayah, ibu saya sesekali juga mengajarkan cara merangkai bunga kertas. Hingga kini tekniknya sukar saya samai, apalagi tandingi,” ujar Rinaldy dalam sebuah talk show di gelaran Jakarta Fashion Week 2020 di Senayan City, Jakarta Selatan, Selasa (22/10).
Baca Juga: Busana Anggun dan Menawan Karya Desainer Indonesia Pukau Rusia
Memasuki dekade 1980-an, Rinaldy pindah ke Jakarta. Usianya saat itu sekitar 12 tahun. Dia menyelesaikan sekolah menengahnya di SMA Bhinneka Tunggal Ika di bilangan Jembatan Lima, Jakarta Barat. Sekolah itu adalah sekolah asimilasi pertama di Indonesia yang merupakan hasil inisiatif salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta.
Tahun demi tahun berlalu, Rinaldy pun lulus SMA dan memilih langsung bekerja, alih-alih kuliah. Dia bekerja sebagai tenaga pemasaran di perusahaan ban mobil. Pengalaman pekerjaan pertamanya itu bermanfaat baginya untuk mengurus bisnis pada kemudian hari.
Saat bekerja di perusahaan ban mobil tersebut, dia berkenalan dengan Kim Tong, desainer gaun pengantin. Rinaldy diminta memasarkan hasil rancangan Kim Tong ke bridal house. Namun, pekerjaan baru ini hanya bertahan setengah tahun karena penjualan yang minim.
Rinaldy pun akhirnya memutuskan bekerja di sebuah pabrik elektronik milik kakaknya. Hingga akhirnya pada 1995, Rinaldy menemukan beberapa lembar akrilik dan pemotong kawat di pabrik. Bakat kerajinan tangan yang diperoleh dari kedua orang tuanya mendorong dia untuk memotong akrilik tersebut dan menggabungkannya menjadi sebuah aksesori berupa mahkota. Aneka model aksesori yang terekam di kepalanya saat bekerja di Kim Tong pun semakin membuat mahkota tersebut terlihat unik.
“Saya tidak tahu mengapa saya mau melakukan itu, mungkin penasaran. Di situ saya mulai dan mencoba memberanikan diri membuat karya lain,” ujar Rinaldy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Shelma Rachmahyanti
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: