Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yusril: Di Bawah GA Sriwijaya Boros

Yusril: Di Bawah GA Sriwijaya Boros Tim Kuasa Hukum TKN Joko Widodo-Maruf Amin, dipimpin ketua Yusril Ihza Mahendra didampingi Sekretaris Kuasa Hukum, Ade Irfan Pulungan memberikan keterangan pers menanggapi seputar isu pasca putusan MK di Jakarta, Jumat (28/6). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengacara dan sekaligus salah seorang pemegang saham PT Sriwijaya Air, Yusril Ihza Mahendra membenarkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan langkah untuk mengakhiri kerjasama manajemen dengan Garuda Indonesia Grup.

Baca Juga: Buntut Kisruh Lawan Garuda, Ratusan Penumpang Sriwijaya Air Terlantar, Manajemen Diam Saja?

Yusril menjelaskan langkah tersebut diambil karena adanya instruksi mendadak dari GA Grup kepada semua anak perusahaannya (GMF, Gapura Angkasa dan Aerowisata) untuk memberikan pelayanan kepada Sriwijaya dengan cara pembayaran cash di muka Kamis (7/11).

“Kalau tidak bayar di muka diperintahkan agar tidak memberikan pelayanan ‘service dan ‘maintenance’ (perawatan) apapun kepada Sriwijaya,” katanya.

Dia menuturkan Sriwijaya menolak perubahan sistem pembayaran yang tidak fair ini dan menganggap GA sengaja ingin melumpuhkan Sriwijaya.

“Akibat instruksi mendadak itu, terjadi kekacauan pada sebagian besar penerbangan Sriwijaya hari Kamis, 7 November kemarin karena terhentinya pelayanan oleh anak-anak perusahaan Garuda Grup,” katanya.

Yusril mengatakan sejak kemarin Sriwijaya berusaha keras untuk mengaktifkan seluruh rute penerbangannya sendiri atau dengan bekerja sama dengan pihak lain di luar Garuda Grup.

Sriwijaya kembali mengaktifkan sendiri layanan servis pesawat, perawatan pesawat, “line maintenance”, “ground handling” (penanganan di darat) dan katering sendiri tanpa kerja sama dengan GA Grup lagi.

Yusril mengatakan seluruh rute penerbangan Sriwijaya kembali normal, seluruh peralatan “line manintenance” dan suku cadang pesawat milik Sriwijaya yang selama ini digudangkan oleh GA Grup, kemarin diserahkan kembali oleh GMF setelah didesak berkali-kali bahkan diancam akan dilaporkan ke polisi.

Dia menganggap kerja sama dengan Garuda Grup selama ini merugikan kepentingan Sriwijaya karena terlalu banyak konflik kepentingan antara anak-anak perusahaan GA dengan Sriwijaya.

Menurut Yusril, Sriwijaya tidak bertambah baik di bawah manajemen yang diambil alih oleh GA Grup melalui Citilink.

“Perusahaan malah dikelola tidak efisien dan terjadi pemborosan yang tidak perlu,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: