Pompeo Sesalkan Putusan PBB Terkait Penghentian Embargo Kuba
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo menyesalkan keputusan PBB untuk menyetujui sebuah resolusi yang mendesak AS untuk menghentikan embargo terhadap Kuba. Resolusi itu dicapai dalam pertemuan Majelis Umum PBB, semalam.
Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang berisi desakan penghentian embargo ekonomi, komersial, dan keuangan AS yang dikenakan terhadap Kuba. Dokumen tersebut didukung oleh 187 negara, sementara Brazil dan Israel memberikan suara menentangnya dan Kolombia serta Ukraina abstain.
"Pemungutan suara yang berlangsung di Majelis Umum PBB adalah gangguan dan, terus terang, itu menyakiti orang-orang Kuba," kata Pompeo, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (9/11/2019).
Baca Juga: Pompeo Paksa Iran Beri Hak dan Kekebalan pada Inspektur IAEA
Pompeo kemudian mengatakan, bahwa Washington merasa terhormat bahwa Brasil dan Israel bergabung dengan Washington dalam mendukung hak-hak orang Kuba, dengan menentang resolusi tersebut.
"Potensi negara kepuluan itu tidak akan terwujud sampai rezim Castro berhenti salah mengelola ekonomi dan menindas rakyat Kuba," ungkapnya.
Kuba menjadi sasaran embargo pada era Perang Dingin yang dipaksakan oleh AS, yang membuat perekonomian negara itu dalam krisis. Majelis Umum PBB telah mengadopsi berbagai resolusi yang menyerukan Washington untuk mengakhiri blokade terhadap Havana. Namun, pembatasan tetap ada dan telah diperketat selama bertahun-tahun.
Washington dan Havana sempat menyaksikan pemulihan hubungan di bawah mantan Presiden AS, Barack Obama. Namun, Donald Trump mengumumkan perubahan arah kebijakan pada Kuba dan memilih untuk mempertahankan embargo pada negara itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti