Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasih Jabatan Penting ke Selingkuhan, Pejabat PBB Dipecat

Kasih Jabatan Penting ke Selingkuhan, Pejabat PBB Dipecat Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang pejabat senior PBB yang mengurusi masalah pengungsi Palestina Pierre Krahenbuhl telah dipecat setelah adanya penyelidikan bahwa dia mengangkat selingkuhannya untuk jabatan penting sehingga dia bisa ikut dalam perjalanan kunjungan kerja.

 

Krahenbuhl sebelumnya adalah kepala badan bernama UNRWA, sebuah badan yang mengurusi para pengungsi Palestina dengan pangkat Commisioner General.

 

"Commissioner-General sudah diberhentikan sambil menunggu proses penyelidikan diselesaikan." kata PBB dalam sebuah pernyataan.

 

Krahenbuhl dituduh tidak mengindahkan proses pengangkatan pegawai ketika dia mengangkat seorang perempuan untuk menjadi penasehat senior, sehingga perempuan tersebut bisa menemaninya dalam perjalanan bisnis.

 

Baca Juga: Pompeo Sesalkan Putusan PBB Terkait Penghentian Embargo Kuba

 

Perempuan tersebut adalah selingkuhannya.

 

Krahenbuhl juga dituduh banyak melakukan perjalanan, tinggal di hotel mewah, sementara mengatakan bahwa UNRWA sangat memerlukan bantuan dana, setelah Amerika Serikat menghentikan pendanaan bagi lembaga tersebut di tahun 2018.

 

Sebuah laporan yang masuk ke PBB yang kemudian dibocorkan ke media mengatakan bahwa Krahenbuhl menghabiskan sekitar 28-29 hari setiap bulannya, meninggalkan kantor pusat lembaga tersebut di Yerusalem.

 

Dia juga tidak mengindahkan aturan lain sehingga dia bisa membawa selingkuhannya melakukan perjalanan bisnis beersamanya.

 

Krahenbuhl sendiri telah membantah tuduhan tersebut dan mengatakan itu semua adalah 'tuduhan tidak berdasar' dan mengatakan penyelidikan oleh PBB belum lagi mencapai kesimpulan.

 

Baca Juga: PBB Klaim Tak Bisa Verifikasi Keakuratan Informasi Kematian al-Baghdadi

 

UNRWA dituduh banyak melakukan nepotisme

 

Selain Amerika Serikat yang sebelumnya menyumbang pendanaan 30 persen bagi UNRWA yang sekarang menghentikan pendanaan, beberapa negara lain juga sudah menghentikan pemberian dana.

 

PBB sendiri sedang menyelidiki tuduhan bahwa UNRWA melakukan nepotisme dan tindakan bullying terhadap staf senior UNRWA yang lain.

 

Salah satu kasus nepotisme dituduhkan terhadap mantan polisi asal Australia Robert Langride, yang sekarang menjadi Wakil Direktur UNRWA yang berkantor di Yordania.

 

Dia dituduh mendapatkan pekerjaan itu dengan 'cara tidak benar" karena istrinya Sandra Mitchell, yang pernah menjadi wakil ditrektur UNRWA dituduh berusaha agar suaminya mendapat jabatan senior di lembaga tersebut.

 

Baca Juga: Indonesia Kembali Terpilih Menjadi Anggota Dewan HAM PBB

 

Langridge dan istrinya membantah tuduhan tersebut dalam pernyataan kepada Al Jazeera, yang memberitakan tuduhan ini pertama kalinya. Namun PBB mengatakan bahwa ada berbagai masalah yang mereka temukan di UNRWA.

 

UNRWA adalah salah satu lembaga tertua di PBB didirikan untuk membantu ratusan ribu warga Palestina yang harus meninggalkan tempat tinggal mereka akibat konflik Arab-Israel tahun 1948-1949.

 

Lembaga tersebut memberikan bantuan makanan, layanan kesehatan dan layanan lain ke sekitar 5,4 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza, Yordania, Suriah dan Lebanon.

 

Mandat UNRWA harus diperbarui tiap tiga tahun dan akan disidangkan di Majelis Umum PBB bulan Desember 2019.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: