Seorang ahli terkemuka di Rusia yang mempelajari sejarah Napoleon Bonaparte telah membunuh dan memutilasi kekasihnya yang masih muda dengan gergaji. Dia bahkan membawa tas punggung berisi potongan jasad kekasihnya pada Sabtu pekan lalu. Oleg Sokolov, seorang profesor sejarah berusia 63 tahun di Universitas Negeri Saint Petersburg, mengakui kesalahannya atas pembunuhan mengerikan terhadap Anastasia Yeshchenko, 24.
Korban merupakan seorang mahasiswi yang juga kekasihnya. Pengakuan bersalah Sokolov disampaikan melalui pengacaranya. Para penyelidik polisi menemukan Sokolov di Sungai Moika yang dingin di Saint Petersburg, tempat ia berusaha membuang sisa-sisa jasad korban. Sang profesor dilaporkan jatuh ke sungai dalam kondisi mabuk sambil berpakaian seperti Napoleon.
Baca Juga: Bongkar Kasus Pembunuhan Sadis, Lantai Mushola Dibongkar
Sokolov mengatakan kepada penyelidik bahwa dia telah menembak dan membunuh Yeshchenko selama pertengkaran. Dia, seperti dikutip media Rusia; 47 News, kemudian memotong-motong lengan dan kaki korban. Polisi menemukan jasad Yeshchenko yang telah terpenggal dan gergaji berlumuran darah di rumahnya.
Sokolov menulis banyak buku tentang Napoleon Bonaparte dan merupakan anggota dari beberapa masyarakat bersejarah di Prancis. Orang-orang yang mengenalnya mengatakan bahwa dia adalah dosen berbakat tetapi eksentrik. Profesor itu menyebut Yeshchenko dengan sebutan "Josephine", sebuah referensi pada istri pertama Napoleon. Sokolov juga suka disebut dengan panggilan "tuan".
Beberapa mahasiswa dari Saint Petersburg State University menyalahkan kampus. Mereka menuduh pihak kampus tidak mengindahkan keluhan tentang perilaku bermusuhan Sokolov.
"Mereka tidak memperhatikan hal-hal tertentu," kata Vasily Kunin, salah satu mahasiswa, seperti dikutip Fox News, Senin (11/11/2019). "Ada kebijakan untuk menghentikan semuanya."
Sementara itu, para penyelidik melakukan pencarian di Sungai Moika untuk menemukan sisa-sisa jasad Yeshchenko. Sokolov saat ini dirawat di rumah sakit karena hipotermia. Pengadilan setempat pada hari Senin dijadwalkan akan memutuskan apakah profesor itu harus ditangkap secara resmi atau tidak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: