PT Angkasa Pura II (Persero) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan penanaman ribuan pohon cemara laut di pinggir Pantai Ketaping, Padang, Sumatera Barat pada Senin,11 November 2019. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) perseroan yang bertujuan untuk meminimalisasi dampak tsunami terhadap warga masyarakat di sekitar Pantai Ketaping.
Sesuai kesepakatan dengan Universitas Andalas yang akan membantu pelaksanaannya, kegiatan penanaman pohon cemara laut pada lahan seluas 110.000 m2 di wilayah Pantai Ketaping dilakukan dalam dua tahap. Tahap Pertama akan ditanam sebanyak 3.125 pohon di tahun ini dengan masa perawatan tiga bulan.
Baca Juga: Garuda-Sriwijaya Air Ribut, AP II Buka Suara
Pada tahap kedua, akan ditanam sebanyak 1.875 pohon di tahun depan. Dengan begitu, total jumlah pohon cemara laut yang ditanam sebanyak 5.000 pohon. Untuk memastikan program tersebut terlaksana, Angkasa Pura II mengalokasikan anggaran PKBL sebesar Rp762,5 juta.
"Angkasa Pura II bersama BNPB melakukan penanaman pohon cemara laut di Pantai Ketaping. Kami berterima kasih kepada BNPB dan pemerintah daerah karena diberi kesempatan berkontribusi mengurangi dampak jika terjadi bencana tsunami di pantai ini," kata Director of Finance Angkasa Pura II, Bayu Rafisukmawan, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (12/11/2019).
Menurut Bayu, pohon cemara laut dikenal mampu meminimalkan dampak bencana tsunami seperti halnya pohon cemara udang, pule, dan tanaman bakau. Makin besar ukuran pohon cemara laut, makin efektif dalam mengurangi dampak tsunami. Sejalan dengan program penanaman cemara laut, seluruh pihak juga diminta agar menjaga kebersihan Pantai Ketaping yang menjadi salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Padang Pariaman.
"Dengan penanaman pohon cemara laut, kami ingin membuat Pantai Ketaping menjadi lebih menarik dan teduh. Kegiatan ini juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Internasional Minangkabau kepada masyarakat Padang," jelasnya.
Adapun Bandara Internasional Minangkabau merupakan bandara tersibuk ke-6 dari 19 bandara yang dikelola Angkasa Pura II, setelah Soekarno-Hatta, Kualanamu, Halim Perdanakusuma, Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Supadio. Bayu Rafisukmawan memastikan upaya Angkasa Pura II untuk meningkatkan pelayanan kebandarudaraan kepada masyarakat Sumatera Barat terus dilakukan.
"Kami berencana mengembangkan terminal penumpang di Bandara Minangkabau menjadi 5,7 juta penumpang per tahun dari kapasitas saat ini 2,3 juta penumpang," tutup Bayu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum