Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Venezuela kehilangan akses akun Twitter sementara selama akhir pekan lalu. Tulisan di profil Kemenlu yang terlihat pada Senin (11/11) pagi adalah, "Perhatian: akun ini dibatasi sementara" dan tulisan "aktivitas tidak biasa" dari akun itu. Peringatan itu baru hilang pada Senin (11/11) siang.
"Penghentian itu terjadi antara Sabtu (9/11) malam dan Minggu (10/11) pagi, dan kementerian telah menginformasikan pada Twitter bahwa pihaknya kehilangan akses dan meminta penjelasan," papar juru bicara Kemenlu Venezuela, dilansir Reuters.
Baca Juga: Twitter Beberkan Cara Hadapi Deepfake
Juru bicara Twitter menjelaskan, penghentian itu telah dicabut dan pemberitahuan dikirim ke akun tersebut melalui email. "Akun itu secara tidak sengaja terkena filter spam yang sering terjadi saat tweet akun mengalami peningkatan volume tiba-tiba," papar juru bicara Twitter.
Perusahaan media sosial, termasuk Twitter mendapat tekanan untuk mengurangi kampanye pengaruh politik online yang dianggap jahat. Pada September, Twitter memblokir akun Ketua Partai Komunis Kuba Raul Castro yang menjadi pendukung utama pemerintahan sosialis Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Saat ditanya tentang penghentian itu, Twitter menyatakan kebijakan manipulasi platform itu melarang pengguna mengganggu percakapan dengan menggunakan beragam akun.
Sebelum penghentian akses, Kemenlu Venezuela mengunggap tweet berisi pesan mendukung mantan Presiden Bolivia Evo Morales yang berjuang menghadapi tekanan politik setelah pemilu 20 Oktober. Akun Kemenlu Venezuela tidak mengirim tweet apapun sejak Minggu (10/11) pagi. Kejadian itu berlangsung sebelum Morales mengundurkan diri karena ditekan oleh militer. Kemenlu lain di Amerika Latin menyikapi perkembangan di Bolivia melalui Twitter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: