Presiden Joko Widodo kembali mengumbar janjinya, kali ini soal menuntaskan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Ia tak mengelak kedua hal tersebut merupakan "penyakit kronis" yang sudah diderita Indonesia selama berpuluh-puluh tahun.
Pernyataan tersebut diungkapkan Jokowi dalam sambutannya di acara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-8 NasDem di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11/2019).
"Saya yakin penyakit ini akan bisa kita selesaikan dalam waktu tiga sampai empat tahun yang akan datang," katanya optimis.
Baca Juga: Impor Pakai APBN saat RI Desifit, Jokowi: Kebangetan Banget
Strategi yang disiapkan Jokowi ialah dengan menekan impor, mendorong ekspor hingga meningkatkan produksi minyak dan gas bumi dalam negeri.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meyakini jika kedua permasalahan di atas rampung, artinya ekonomi dan makro ekonomi Indonesia mulai stabil, ia berani untuk bersaing dengan negara manapun, termasuk negara maju.
"Defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan rampung, mau berantem dengan negara manapun berani," celetuknya saat Pembukaan Rakornas Pemerintah Pusat dan Forkopimda 2019 di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019) pagi.
Bahkan, lanjutnya, jika kedua "penyakit kronis" Indonesia bisa diobati, ia akan menyiapkan kuda-kuda perang ke negara-negara yang telah menghambat ekspor komoditas Indonesia, contohnya Uni Eropa yang memblokir ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Bos BUMN, Jokowi Harus Lirik Spion Sebelum Angkat Ahok
Jokowi bilang, "Kalau ini sudah bagus yang namanya defisit neraca perdagangan kita sudah surplus, defisit transaksi berjalan kita sudah baik, dia (Eropa) nge-banned CPO kita, ya kita gantian kita potong impor-impor mobil, impor barang-barang dari sana, sudah setop juga, berani kita."
Sayangnya, untuk saat ini, kata dia, Indonesia masih harus berpikir panjang dan mengerahkan tenaganya untuk menuntaskan defisit negara perdagangan dan juga desifit transaksi berjalan.
"Kalau posisinya masih seperti ini, ya kita hitung-hitungan, harus hitung-hitungan untung atau rugi," ujarnya seraya menambahkan,"Kita akan berdaulat betul kalau kita bisa menyelesaikan ini."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti