Siap-siap, Tinggal Tunggu Konfirmasi Jakarta Sukhoi Su-35 Rusia Bakal Mendarat
Rusia mengaku siap mengirim 11 unit pesawat jet tempur Su-35 yang dipesan Indonesia sesuai kontrak yang diteken. Moskow menyatakan masih menunggu keputusan Jakarta soal jadwal pengiriman.
Direktur Jenderal Rosoboronexport Rusia, Alexander Mikheev, mengatakan tak ada yang menghalangi Moskow untuk mulai memenuhi kontraknya dengan Jakarta.
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2018, Rusia harus mengirimkan 11 unit pesawat jet tempur Su-35 ke Indonesia. Kontrak pembelian jet tempur itu senilai USD1,1 miliar.
Baca Juga: Tunggu Jadwal Pengiriman, Rusia Sudah Siap Kirim 11 Jet Tempur Su-35 ke Indonesia
"Tidak ada yang menghalangi ini. Perjanjian antarpemerintah telah ditandatangani, semua kondisi untuk kesepakatan telah didokumentasikan dan kami sedang menunggu kontrak untuk mulai berlaku setelah pihak Indonesia membuat keputusan," kata Mikheev kepada wartawan di sebuah pameran di Dubai, Senin (18/11/2019) seperti dikutip Sputnik.
Pada Agustus lalu, Moskow mengungkap adanya ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap Angkatan Udara Indonesia jika nekat membeli pesawat jet tempur Su-35.
Ancaman berupa sanksi itulah yang membuat militer Indonesia berhati-hati untuk mengakuisisi pesawat tempur Rusia.
Pada saat itu, Direktur Kerja Sama Internasional dan Kebijakan Regional Rostec Rusia, Victor Kladov, membeberkan ancaman tersebut.
"Kami merasa beberapa negara lebih berhati-hati," kata Kladov.
Baca Juga: Sukhoi Su-35 Tiba di Bandara Ataturk Turki, Ada Apa?
“Misalnya, kemarin saya berbicara dengan Kepala Angkatan Udara Indonesia dan dia menyebutkan CAATSA, hukum AS," katanya lagi mengacu pada Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA), sebuah undang-undang AS yang mengamanatkan penjatuhan sanksi terhadap negara-negara yang membeli senjata Rusia, Korea Utara dan Iran.
"Dari apa yang dia katakan, saya mengerti mereka menerima ancaman. Mereka tergantung tidak hanya pada peralatan Rusia, mereka tergantung pada sebagian besar peralatan buatan AS. Jika sebagai tindakan hukuman, katakanlah, pabrikan Amerika berhenti memasok suku cadang, berhenti mendukung peralatan buatan Amerika, maka akan ada masalah keamanan di pertahanan nasional di Indonesia. Jadi, mereka sangat berhati-hati," papar Kladov.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: