Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan menumpuknya utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak bisa dilepaskan dari imbas kebijakan yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data yang dikeluarkan lembaga pemeringkat global, Moody's Investor Service, utang luar negeri (ULN) BUMN hingga Juli 2019 mencapai 52,8 miliar dolar AS.
"Utang BUMN yang besar kan akibat BUMN didorong sama Joko Widodo untuk berpartisipasi pada program pembangunan infrastruktur lima tahun terakhir," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Baca Juga: Bakal Jadi Bos BUMN, Sindir Fadli Zon: Jokowi-Ahok Teman Sejati, Kalau Prabowo...
Baca Juga: Istana Kasih Lampu Hijau buat Ahok Pimpin BUMN
Lanjutnya, ia mengatakan akibat itu, BUMN Indonesia menunjukkan outlook utang yang mengkhawatirkan hingga menyebabkan risiko kontijensi, antara lain rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER), kemampuan bayar utang (interest coverage rasio/ICR), rasio balik modal (retun on equity/ROE) serta persentase utang terhadap PDB BUMN.
Diketahui, berdasarkan laporan keuangan tersebut, beberapa BUMN Indonesia, seperti PT Waskita Karya, PT Garuda Indonesia, PT Adhi Karya, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, dan PT Indofarma menjadi sorotan utama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil