Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airbus: Tak Ada yang Diuntungkan dari Kecelakaan Boeing

Airbus: Tak Ada yang Diuntungkan dari Kecelakaan Boeing Kredit Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Warta Ekonomi, Jakarta -

Airbus mengaku tidak diuntungkan dari dua kasus kecelakaan yang dialami kompetitornya Boeing. Namun, di hari pertama Dubai Airshow 2019, Minggu (17/11/2019), Airbus mendapat pesanan 50 pesawat A350 dari maskapai penerbangan Emirates.

"Saya perlu memperbaiki pendapat umum bahwa kasus 737 MAX menguntungkan Airbus. Tidak menguntungkan siapa pun di industri penerbangan, termasuk Airbus," kata Chief Corporate Officer Airbus Christian Scherer kepada CNBC, seperti dikutip RT, Senin.

Baca Juga: RAF Inggris Pamerkan Airbus A400 M dan Bandingkan dengan Hercules Milik Indonesia

Sehari kemudian, Emirates mengumumkan, pesanan jet A350 senilai US$16 miliar di acara pameran dirgantara tersebut untuk melayani berbagai market baru termasuk penerbangan jarak jauh yang memakan waktu hingga 15 jam. Pengiriman pesawat dimulai pada Mei 2023 hingga 2028.

Dengan adanya kesepakatan itu, berarti Emirates membatalkan rencana sebelumnya membeli 70 pesawat A330neos dan A350. Pesanan diumumkan pada Februari ketika Emirates memangkas jumlah pesanan untuk A380 super-jumbo, jet penumpang terbesar di dunia. Emirates adalah pembeli nomor satu pesawat double decker yang ikonik itu. Pesawat terakhir akan diterima pada 2021.

"Melengkapi A380 dan 777 kami, A350 akan memberikan tambahan dalam hal kapasitas, jangkauan, dan penyebaran," kata Ketua dan CEO Emirates, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum.

Kesepakatan senilai US$16 miliar itu muncul setelah hari pertama pameran tersebut gagal mendapat pesanan besar. Padahal, di masa lalu eksibisi ini mampu memecahkan rekor pesanan terbesar. Satu-satunya pesanan yang terlihat di hari Minggu adalah dari Biman Bangladesh Airlines, yakni pembelian dua pesawat 787-9 Dreamliners senilai US$585 juta.

Di pameran dirgantara semacam ini, biasanya Airbus bersaing ketat dengan produsen pesawat lain termasuk Airbus Eropa dan Boeing AS. Namun, Boeing saat ini tengah berurusan dengan kasus dua kecelakaan 737 MAX jet yang merenggut nyawa 346 orang.

Boeing masih menunggu persetujuan dari regulator penerbangan terkait pembaruan perangkat lunak. Akibatnya, sejumlah maskapai membatalkan pesanan pesawat Boeing. Selain itu, banyak juga maskapai yang mengalami kerusakan pada pesawat Boeingnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: