Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bravo, Vape Mulai Dilarang di Filipina, Katanya Pelanggar Bisa Kena Hukuman...

Bravo, Vape Mulai Dilarang di Filipina, Katanya Pelanggar Bisa Kena Hukuman... Kredit Foto: Unsplash/VapeClubMY
Warta Ekonomi, Manila -

Presiden Filipina Rodrigo Duterte melarang penggunaan dan impor vape, menyusul laporan dampak rokok elektrik yang menyebabkan penyakit paru cedera paru terkait (EVALI).

Duterte mengatakan dia melarang vape karena "beracun" namun perintah itu disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA).

“Mereka membunuh orang demi uang. Saya akan melarangnya karena itu tidak baik karena bertentangan dengan keselamatan publik,” kata Duterte mengutip Reuters, Rabu (20/11/2019).

Baca Juga: Leni Robredo Ditunjuk Duterte Jadi Bos Pemberantas Narkoba

Ia juga memerintahkan petugas keamanan untuk menangkap orang yang menggunakan vape.

“Anda tidak bisa melakukannya di dalam kamar. Itu penuh dengan omong kosong. Anda mencemari orang-orang yang seharusnya belum meninggal menjadi beresiko mati,” katanya.

Duterte mengatakan perintah eksekutif tertulis tentang larangan vape, tetapi ia mengklaim bahwa ia tidak memerlukannya agar larangan itu berlaku.

Departemen Kesehatan mendukung larangan vaping dan rokok elektroni karena keamanan dan kemanjurannya yang diiklankan sebagai pengganti rokok belum terbukti secara ilmiah.

Ia menambahkan bahwa perangkat ini mengandung nikotin, partikel ultra-halus, karsinogen, logam berat, dan senyawa organik yang mudah menguap.

 

Christopher "Bong" Go, pembantu Presiden Duterte mengatakan bahwa ia akan menyarankan Duterte untuk mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengatur pembuatan, distribusi, penjualan, dan penggunaan semua jenis rokok elektrik, sambil menunggu undang-undang baru yang akan memberlakukan kontrol pemerintah atas perangkat ini.

Baca Juga: Hadiri Kenaikan Tahta Kaisar Jepang, Rodrigo Duterte Mendadak Alami Sakit. . .

Tidak ada peraturan pemerintah untuk vape dan rokok elektronik di Filipina.

Departemen Kesehatan sebelumnya mencoba untuk mengatur perangkat ini --mewajibkan produsen, distributor, importir, eksportir dan pengecer mereka untuk mendapatkan lisensi untuk beroperasi dari FDA-- tetapi ini dihentikan sementara oleh pengadilan Pasig, pada petisi sebuah kelompok yang terdiri dari industri rokok elektrik lokal dan konsumen vape.

Seorang gadis berusia 16 tahun adalah kasus EVALI yang pertama kali dilaporkan di negara ini. Dia telah menggunakan e-rokok dan rokok biasa sebelum dirawat di rumah sakit 21 Oktober lalu karena sesak napas yang parah. Ia membutuhkan oksigen tambahan dan harus dirawat di unit perawatan intensif.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: