Kementerian Perdagangan (Kemendag) melirik kaum milenial untuk berinvestasi di Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK). Melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) kaum milenial akan dikenalkan dengan kegiatan investasi PBK agar mereka tertarik berinvestasi. Ini menjadi salah satu rencana kegiatan yang akan digelar 2020.
Rencana itu disampaikan Kepala Bappebti Tjahya Widayanti dalam Pembahasan Rencana Kerja Tahunan Anggaran 2020 PT Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI)/Indonesia Commodity and Derivatives Exchanges (ICDX) dan PT Indonesia Clearing House (ICH) pada 13-14 November 2019 di Jakarta.
"Upaya memperkenalkan investasi PBK kepada kaum milenial bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya masyarakat, khususnya kaum muda sehingga mereka tertarik berinvestasi. Jika kaum milenial ikut berpartisipasi dalam investasi, tentunya transaksi PBK akan semakin meningkat," jelas Tjahya.
Baca Juga: Lotte Chemical Tambah Investasi di Indonesia Jadi Rp60,6 Triliun
Ke depan, PBK terus didorong untuk tumbuh lebih besar dengan cara mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan literasi. Kegiatan ini bisa diimplementasikan dengan memperbanyak roadshow ke kampus-kampus agar kaum milenial mengenal PBK sedini mungkin sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik.
Sebelumnya, PT BKDI telah melakukan berbagai pelatihan tentang PBK, di antaranya pembukaan kelas pelatihan ICDX bagi masyarakat umum, pelatihan pengenalan sistem dan back office, pelatihan bagi karyawan bursa, serta pelatihan sistem dan simulasi transaksi multilateral.
Selain itu, ada juga penyelenggaraan program pelatihan peningkatkan profesi wakil pialang berjangka (P4WPB), ICDX Goes To Campus, dan pertukaran kunjungan, serta pemberian materi pengenalan bursa.
PBK adalah sistem perdagangan berjangka yang dapat dijadikan sarana lindung nilai (hedging) para eksportir maupun importir dari fluktuasi harga komoditas. PBK juga dapat dijadikan sebagai sarana pembentukan harga yang efektif dan transparan.
Harga di bursa berjangka dapat dijadikan referensi harga dan sebagai salah satu alternatif investasi bagi para pelaku usaha PBK dan investor.
Selain menjajaki kaum milenial, strategi lain untuk meningkatkan transaksi ini ialah dengan mendorong pelaku usaha mengimplementasikan sistem Electronic Warehouse Receipt Trading Platform and Commodity Despository (EPACT). Hal ini sebagai wujud pengintegrasian bursa, lembaga kliring (clearing house), dan logistik menjadi satu mata rantai yang saling bersinergi.
Baca Juga: Koinworks: Millennials 'Sadis' dalam Investasi
PT BKDI juga berencana memperbanyak kontrak berjangka multilateral yang liquid dan mengevaluasi kontrak-kontrak yang sudah diperdagangkan supaya lebih menarik di pasar. Caranya, dengan mengintegrasikan bursa, lembaga kliring, dan pusat logistik.
Sementara itu, Bappebti akan terus meningkatkan integritas dari para pelaku usaha PBK, yaitu dengan cara memperbaiki kualitas transaksi.
"Bappebti juga akan terus meningkatkan pengawasan dan kepatuhan serta mengimbau semua anggota, baik kepada pialang berjangka, penyelenggara sistem perdagangan alternatif, dan pedagang berjangka untuk ikut serta dalam peningkatan kemampuan melalui kegiatan pelatihan," pungkas Tjahya.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Sahudi menambahkan, pada 2019 ini, kinerja PT BKDI dan PT ICH menghasilkan volume transaksi multilateral tercatat sebesar 248.531 lot. Nilai ini meningkat 73,77% dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar 143.021 lot.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti