Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nahas! Ngaku Konglomerat Ternyata Jual Saham Bodong, 107 Orang Jadi Korban

Nahas! Ngaku Konglomerat Ternyata Jual Saham Bodong, 107 Orang Jadi Korban Ilustrasi perencanaan keuangan. | Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus penjualan saham bodong kembali terjadi. Namun, kali ini bukan datang dari Indonesia, melainkan Amerika Serikat (AS). Pria yang mengaku sebagai konglomerat lulusan Oxford University bernama Keenan Gracey berhasil menggasak harta 107 korbannya.

Melansir dari Seattle Times (21/11/2019), demi melancarkan aksinya, Gracey rela meminjam mobil-mobil Lamborghini serta menyewa properti di Beverly Hills agar tampil menawan di hadapan korban.

Hasil penipuan saham yang ia lakukan mencapai US$6 juta atau Rp84 miliar.

Baca Juga: Dituntut Nasabah Swedia Soal Transfer Rp800 Triliun, Bank Mandiri: Itu Bodong!

Tak hanya mengaku sebagai konglomerat, Gracey tak segan mengaku punya koneksi ke kalangan elite. Jaksa penuntut umum berkata Gracey menyebut dirinya masih keluarga dari pendiri perusahaan besar, seperti Bank Lloyds dan General Dynamics.

Dalam masa jayanya, Gracey mengaku sebagai aristokrat Inggris, memiliki banyak mansion, dan memiliki pengetahuan orang dalam soal saham-saham bernilai jutaan dolar. Nyatanya, ia adalah orang asli Kanada dan tidak pernah berkuliah.

Meski tak berpendidikan, pria ini mampu membodohi korbannya, yang berasal dari wilayah Washington dan California, dengan penipuan skema saham. Ia pun memahami berbagai konsep dan strategi finansial meski masih muda.

Baca Juga: Investasi Bodong Makin Marak, Hindari dengan Cara Ini!

Akibat ulahnya ini, Gracey harus mendekam di penjara selama 15 tahun. Dua tahun lebih lama dari tuntutan jaksa.

"Pria ini memahami apa yang ia lakukan selama ini. Kamu mencuri lebih banyak dari uang. Kamu mencuri kepercayaan mereka. Kamu mencuri masa depan mereka. Kamu selamanya mengubah masa depan anak-anak mereka. Untuk apa semua itu? Untuk memberi makan sebuah ego yang terlalu besar," ujar Hakim Martinez sebelum mengetuk palu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: