Keren...!! Soal Pemulihan Serangan Siber, Indonesia Menang dari Asia Pasifik
Studi Cisco 2019 bertajuk Asia Pacific CISO Benchmark Study mengungkapkan perusahaan Indonesia menyelidiki 48 persen ancaman yang diterima, sedangkan di Asia Pasifik hanya 44 persen. Dari ancaman-ancaman yang diselidiki dan ternyata asli, sebanyak 41 persennya telah diatasi.
Berdasar laporan tersebut, perusahaan di Indonesia dinilai sudah bekerja lebih baik dalam memulihkan peringatan ancaman yang diterima dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di Asia Pasifik yang hanya 38 persen.
Perusahaan Indonesia juga telah mengalami penurunan kerugian keuangan yang merupakan dampak dari pelanggaran siber. Di antara responden, 24 persen dari mereka mengatakan pelanggaran terburuk yang dialami dalam satu tahun terakhir telah menelan biaya lebih dari US$1 juta.
Baca Juga: Duh! Downtime di Indonesia Lebih Lama Dibanding Global
Hal ini menjadi penurunan yang besar di tahun lalu, ketika 54 persen perusahaan melaporkan dampak keuangan mereka yang mencapai US$1 juta atau lebih.
"Cybersecurity perlu jadi dasar dalam upaya digitalisasi apa pun. Walaupun kami melihat beberapa tren positif, namun masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan setiap bisnis siap menghadapi isu ini sebelum hal itu terjadi," ujar Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/11/2019).
Studi ini pun menggarisbawahi, penggunaan multi-vendor menambah kompleksitas bagi para profesional keamanan. Di Indonesia, persentase perusahaan yang menggunakan vendor lebih dari 10 telah menurun dari 41% pada 2018 menjadi 35% pada tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: