Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kondisi Internal Kurang Baik, NATO Perlu Reformasi Total

Kondisi Internal Kurang Baik, NATO Perlu Reformasi Total Kredit Foto: Foto/Reuters

Tantangan terbesar NATO, menurut Sarah Raine, peneliti senior geopolitik International Institute for Strategic Studies, disharmoni di antara anggota NATO yang tidak menunjukkan persatuan. “Masalah NATO lainnya adalah peranannya di Balkan, menavigasi ketegangan politik dalam operasi NATO, dan menyeimbangkan ambisi Uni Eropa,” katanya.

Isu perpecahan NATO semakin nyata karena Presiden Macron kerap sependapat dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. “Eropa bisa membela diri tanpa bantuan AS,” kata Merkel. Itu sebagai sinyal Merkel sependapat dengan Macron mengenai nasib NATO. Untuk menyelesaikan berbagai tantangan NATO, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan perlunya diskusi di antara para pemimpin anggota NATO.

“Saya pikir cara terbaik mengatasi berbagai permasalahan adalah duduk bersama dan mendiskusi isu tersebut. Dengan begitu, NATO bisa memahami pesan dan motivasinya,” katanya. Ditegaskan oleh Stoltenberg, dirinya menolak ide kalau aliansi NATO sudah kedaluwarsa. “NATO terus beradaptasi, aktif, dan memodernisasi peralatan tempurnya,” katanya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya teknologi pertempuran NATO yang terus dimodifikasi dan dikembangkan.

Melansir Reuters, para diplomat menyarankan untuk mengatasi permasalahan masa depan NATO, konferensi di London seharusnya mengadopsi usulan Jerman-Prancis untuk membentuk kelompok figur yang dihormati di bawah Sekjen Stoltenberg. Kelompok itu disebut dengan “orang bijaksana” yang akan dibentuk pada akhir 2021.

“Kita mencoba menjembatani berbagai perdebatan,” kata diplomat Prancis yang enggan disebutkan namanya. NATO masih menghadapi tekanan karena banyak krisis yang belum terselesaikan. Apalagi AS sudah menganggap China sebagai ancaman karena kekuatan militer yang semakin perkasa.

“Sangat sulit bagi tentara untuk melakukan pertahanan teritorial dan operasi internasional pada waktu yang bersamaan,” kata Letnan Kolonel Norwegia Stein Grongstad. Itu karena NATO memiliki sistem operasi yang besar, Stein mencontohkan, tentara Norwegia harus ikut melatih tentara lokal di Irak.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: