Belgia, Denmark, Finlandia, Belanda, Norwegia, dan Swedia bergabung lewat saluran keuangan Instex. Mereka sepakat untuk mendukung upaya Uni Eropa memfasilitasi perdagangan dengan Iran.
"Keenam negara itu dalam proses menjadi pemegang saham instrumen dalam Instrument in Support of Trade Exchanges (Instex) yang tunduk pada penyelesaian prosedur nasional," demikian pernyataan bersama, dikutip RT, Jumat (29/11/2019).
Instex didirikan oleh Perancis, Jerman, dan Inggris pada Januari 2019 untuk menyelamatkan perjanjian nuklir dengan Republik Islam Iran yang dikenal dengan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) setelah AS membatalkan kesepakatan.
Baca Juga: Trump: Iran Membunuh Ribuan Orang Selama Proses. . .
Instex yang berbasis di Paris berfungsi sebagai lembaga kliring yang mengizinkan Iran menjual minyak dan mengimpor produk atau layanan lain ke negara-negara UE. Namun, sistem ini belum memperbolehkan transaksi apa pun.
Pada 2018, Washington menarik diri dari perjanjian internasional untuk program nuklir Iran dan kembali menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran. Saluran perdagangan Instex dibuat untuk mengatasi sanksi AS tersebut dan memfasilitasi bisnis perusahaan UE dengan Iran.
Untuk mulai beroperasi, butuh mekanisme pembayaran alternatif sekitar enam bulan. Namun, Iran berulang kali menunjukkan negara-negara Uni Eropa kurang memberi dukungan agar kesepakatan nuklir tetap hidup. Iran bahkan membandingkan Instex dengan mobil cantik tanpa bahan bakar.
Tak puas dengan upaya negara-negara UE, Teheran mulai mengurangi komitmen nuklirnya di JCPOA. Langkah terbarunya sebagai tanggapan atas penarikan Washington secara sepihak dari kesepakatan itu, Iran mulai memperkaya uranium hingga lima persen di fasilitas nuklir Fordow.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: