Kasus dugaan penyelundupan komponen otomotif Harley Davidson dan sepeda Brompton yang menerpa PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) direspons tegas oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Ia mengatakan, jika dalam penyelidikan terbukti ada direksi Garuda yang terlibat, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi tegas, termasuk sanksi pemecatan.
"Mengenai Garuda, biarkan saja Bea Cukai melihat ada nggak kasus-kasus yang benar-benar seperti yang dilaporkan. Kalau benar, harus dicopot," tegas Erick, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Oleh karena itu, Erick mengimbau bahwa akan lebih baik jika direksi tersebut mengundurkan diri sebelum tertangkap basah alias ketahuan publik.
Baca Juga: Tegas! Erick Thohir Siap Copot Direksi Garuda
"Lebih baik, sebelum ketahuan, mengundurkan diri," sambungnya.
Respons Erick Thohir tersebut membuat pergerakan saham Garuda semakin terbatas. Bak memikul beban yang berat, saham dengan sandi GIAA itu terus bergerak menurun hingga menyentuh level terendah di angka Rp500 per saham.
Melansir dari RTI, hingga pukul 14.51 WIB, saham GIAA bertengger di angka Rp505 per saham atau terkontraksi -3,81% dari harga saat pembukaan pasar pagi tadi. Jika dilihat lebih jauh lagi, dalam sebulan ke belakang saham Garuda menunjukkan tren pelemahan dengan akumulasi depresiasi hingga -14,41%.
Baca Juga: Skandal Harley Bodong di Garuda, Reaksi Erick Thohir Bikin Kaget!
Menariknya, investor justru tengah berpesta dengan cara menyerok saham Garuda di saat harga sahamnya sedang terdiskon cukup dalam seperti saat ini. Bursa mencatat, sampai dengan siang ini, akumulasi beli atas saham Garuda telah mencapai Rp181,40 juta atau setara dengan Rp16,03 miliar dalam sebulan terakhir.
Aktivitas saham Garuda jelang sore ini meliputi 11,17 juta saham dengan frekuensi 1.841 klai transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp5,72 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: