Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertama Kali, Pembangunan Kilang Balongan Gunakan Skema Dual Feed Competition

Pertama Kali, Pembangunan Kilang Balongan Gunakan Skema Dual Feed Competition Gedung Pertamina di Jakarta. | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) melaksanakan penandatanganan kontrak pengadaan dual feed competition (DFC) RDMP RU VI Balongan Phase I di Kantor Pusat Pertamina (3/12).

Hadir langsung dalam acara penandatangan yakni Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang bersama Direktur dari Konsorsium RRE dan Konsorsium JSW disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama.

Baca Juga: Menhub Restui Pertamina Bangun Kilang Minyak di Tuban

Adapun Konsorsium REE adalah PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International. Sementara, konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. Kedua konsorsium ini akan berkompetisi untuk membuat Front End Engineering, desain terbaik yang akan diimplementasikan pada proyek RDMP RU VI Balongan Phase 1.

Dual FEED Competition merupakan strategi kontrak yang menandingkan dua atau lebih praktik Front End Engineering Design atau FEED yang nantinya kontrak Engineering Procurement dan Construction (EPC) akan diberikan kepada pemenang FEED tersebut.

"Senang sekali kita baru saja melihat penandatanganan yang menjadi sejarah bagi Pertamina dan Indonesia. Baru kali ini, pertama kali dalam pembangunan kilang memakai skema ini agar membangun kilang lebih cepat," jelas Nicke dalam keterangannya, Rabu (4/12/2019).

Lanjut Nicke, dengan skema ini RDMP RU VI Balongan phase 1 bisa selesai lebih cepat yaitu menjadi 2,5 tahun. Dirinya yakin bisa memberikan performance yang baik. 

"Prosesnya ini cukup challenging dan ketat. Kita mulai dari Balongan dan akan diterapkan di kilang selanjutnya. Tahap kedua yaitu Balikpapan kemudian Plaju, Dumai, dan Cilacap. Kita juga akan lakulan ke kilang lainnya. Sekali lagi selamat kepada kedua konsorsium yang sudah terpilih," lanjutnya.

Senada dengan hal tersebut, Ignatius Tallulembang mengungkapkan, hal ini merupakan salah satu milestone besar dalam implementasi DFC pada proyek RDMP RU VI Balongan Phase 1 yang dimenangkan oleh 2 konsorsium. 

Pengenalan akan konsep DFC di Pertamina ini berawal dari gagasan luar biasa yang dicetuskan oleh Tanri Abeng dan Archandra Tahar pada tahun 2017.

"Implementasi DFC adalah salah satu upaya akselerasi pelaksanaan penugasan proyek pengembangan kilang Pertamina. Untuk memastikan DFC ini merupakan best practice yang telah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan ternama, telah dilakulan roadshow ke beberapa reputable EPC Company di Eropa dan Amerika oleh BOD dan BOC pada bulan Juni 2019 yang ditindaklanjuti dengan penyusunan sistem tata kerja di internal Pertamina terkait DFC," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: