Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perluas Pangsa Pasar Ekspor di Jerman, Indonesia Gelar Lokakarya Kopi

Perluas Pangsa Pasar Ekspor di Jerman, Indonesia Gelar Lokakarya Kopi Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guna meningkatkan kinerja ekspor kopi Indonesia ke Jerman, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Atase Perdagangan Berlin bekerja sama dengan Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) menyelenggarakan kegiatan lokakarya kopi di Jerman.

Acara lokakarya tersebut telah berlangsung pada 26—28 November 2019 di Potsdam dan Berlin, Jerman. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pelaku usaha kopi Indonesia dalam menentukan strategi memasuki pasar kopi di Jerman.

Baca Juga: Harumnya Kopi Indonesia Sampai Rusia, Tanamera Coffee Ekspor Kopi Senilai Rp2 Miliar

"Mengekspor kopi ke Eropa, khususnya ke Jerman, memiliki kompleksitas yang lebih besar dibandingkan ke negara lain. Hal tersebut mengingat konsumen di Jerman sangat mengutamakan kesehatan. Mereka mengutamakan produk kopi yang rendah kontaminan, ramah lingkungan dalam pengolahannya, dan mendistribusikan penghasilan yang wajar kepada petani," ujar Duta Besar RI sekaligus Ketua Dekopi, Anton Apriantono, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Dalam lokakarya ini disebutkan bahwa kopi Indonesia menempati urutan ke-11 dan hanya memiliki pangsa pasar sebesar 1,28 persen di Jerman. Hal tersebut disebabkan sebagian besar masyarakat Jerman lebih memilih mengonsumsi kopi robusta yang harganya murah. Pilihannya jatuh pada kopi Brasil dan Vietnam. Harga yang murah menjadikan kopi dari kedua negara tersebut mendapat pangsa terbesar di Jerman.

Vietnam merupakan negara dengan produktivitas kopi terbesar yang mencapai lebih dari 3,5 ton/ha. Yang menjadi kunci tingginya produktivitas kopi dari Vietnam adalah penerapan sistem penanaman monokultur. Indonesia sendiri rata-rata hanya memiliki 400 kg/ha. Rendahnya produktivitas tersebut dikarenakan sebagian besar petani kita tidak melakukan penanaman monokultur.

"Untuk dapat bersaing, kopi arabika Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi kebersihannya pada saat pengeringan dan pengepakan. Selain itu, konsistensi tingkat kematangan dan kualitas biji harus terjaga," jelas Atase Perdagangan Berlin, Nurlisa Afrani.

Cara lain untuk meningkatkan konsumsi kopi Indonesia di Jerman adalah dengan melakukan kegiatan promosi dan edukasi konsumen.

"Salah satunya dengan menghadirkan kafe bernuansa Indonesia yang menyajikan beragam kopi Indonesia, serta memberikan insentif kepada kafe yang menyajikan kopi Indonesia. Dengan begitu, masyarakat Jerman akan lebih mengenal kopi Indonesia dan berminat mengonsumsinya," pungkas Nurlisa.

Dalam lokakarya ini, hadir sejumlah narasumber yang berasal dari berbagai asosiasi kopi di Jerman. Di antaranya perwakilan dari Asosiasi Kopi Jerman di Hamburg, Eurofins Hamburg, Fairtrade Germany Köln, Control Union Certification Germany GmbH Berlin, Elemenza Coffee Roasters Berlin, dan juga konsultan niaga-el Jerman yang memberikan paparan mengenai industri kopi global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: