Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentagon Bantah AS Akan Kirim 14 Ribu Tentara ke Timteng

Pentagon Bantah AS Akan Kirim 14 Ribu Tentara ke Timteng Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Washington -

Pentagon telah membantah laporan yang menyebut Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan keputusan untuk mengirim 14 ribu tentara ke Timur Tengah dalam rangka menghadapi ancaman dari Iran. Hal itu pertama kali diberitakan Wall Street Journal.

"Yang jelas laporan itu salah. AS tidak mempertimbangkan untuk mengirim 14 ribu tentara tambahan ke Timur Tengah," ujar juru bicara Pentagon Alyssa Farah melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis (5/12) dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga: Pentagon Bantah AS Kurangi Pasukan di Korsel

Pada Rabu (4/12) lalu, Wall Street Journal melaporkan ada kemungkinan AS megerahkan lebih banyak kapal dan menggandakan jumlah pasukannya di Timur Tengah. Informasi tersebut mereka peroleh dengan mengutip beberapa sumber pejabat AS yang tak dipublikasikan identitasnya.

Menurut Wall Street Journal, Presiden AS Donald Trump dapat membuat keputusan tentang peningkatan jumlah pasukan tersebut pada awal bulan ini. Baru-baru ini pejabat senior Pentagon John Rood mengungkapkan ada indikasi Iran melakukan tindakan agresif di masa mendatang.

"Kami terus melihat indikasi dan untuk alasan yang jelas saya tidak akan merinci, bahwa potensi agresi Iran dapat terjadi," ujarnya.

Rood tak menyebut tentang informasi apa yang mendasari hal tersebut, termasuk kemungkinan Iran melakukan agresi. "Kami telah mengirim sinyal yang sangat jelas kepada pemerintah Iran tentang konsekuensi potensial dari serangan," ucapnya.

Hubungan AS dan Iran memang masih dibekap ketegangan. Washington telah menuding Teheran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan terhadap sejumlah kapal tanker di Selat Hormuz beberapa bulan lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: