Dinamika ekonomi yang makin cepat dan terintegrasi membutuhkan solusi logistik yang mampu mengikuti akselerasi itu. Pada saat yang sama, penyedia jasa logistik harus memutar otak agar layanan mereka tetap efisien dan bersaing, baik dari segi harga dan kualitas.
Ritase, layanan logistik truk berbasis aplikasi, menjawab masalah itu dengan mengembangkan transportasi multimoda (combined transport) yang memadukan angkutan darat, air, dan udara di Indonesia dalam platform aplikasi (apps) marketplace logistik yang diluncurkan sejak Mei 2019.
Ritase memadukan kemudahan penggunaan aplikasi dengan jaringan logistik terpercaya sehingga konsumen merasakan pengalaman baru dalam pengiriman barang antarpulau secara efisien dan efektif.
Baca Juga: JD.com Luncurkan Situs Logistik Pintar Bertenaga 5G
David Samuel, CTO & Co-Founder Ritase, mengatakan, keunggulan Ritase diperoleh dari perpaduan optimasi rute dengan proses yang efektif dalam menyesuaikan beban dengan truk sebelum beroperasi sehingga menghasilkan harga yang lebih efisien. Transportasi multimoda Ritase memanfaatkan angkutan kereta untuk jalur darat, pesawat untuk jalur udara, dan pelayaran untuk jalur air.
"Aplikasi ini akan mencari kombinasi angkutan yang tercepat dan termurah melalui sistem sehingga konsumen punya pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Aplikasi kami sangat cocok untuk shipper karena menyediakan fitur Track & Trace pada tiga moda yang berbeda ketika pengiriman di luar pulau tidak bisa dipantau," ujar David kepada Warta Ekonomi, Kamis (5/12/2019).
Selain soal pelacakan, lanjut David, pengguna aplikasi Ritase dapat menerima laporan berkala tentang cloud stock atau barang yang sudah keluar dari gudang muat tetapi belum tiba di end customer, nilai barang yang sudah keluar dari gudang muat (in transit) dan sudah sesuai dengan lead time pengiriman, maupun nilai barang in transit, tetapi sudah melebihi lead time pengiriman.
"Semua itu dapat dilihat dalam dashboard yang user friendly," tambah David.
Ritase adalah perusahaan rintisan (startup) dalam digitalisasi industri trucking di Indonesia. Dalam kurun waktu satu tahun beroperasi, Ritase mampu mencakup area trucking di Indonesia dan sekarang telah memiliki lebih dari 13.000 armada truk dari 600 perusahaan truk (transporter) yang melayani beberapa perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) terbesar di Indonesia.
Tahun ini Ritase berhasil mendapatkan pendanaan Seri A sebesar US$8,5 juta untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya sebagai pelopor layanan trucking digital di Indonesia. Pendanaan tersebut diberikan oleh sejumlah investor, dengan Golden Gate Ventures (SG) sebagai investor terbesar.
Dukungan besar dari investor dan pelanggan strategis telah memosisikan Ritase sebagai startup yang mampu mengintegrasikan alur informasi antara pengirim dan transporter melalui sarana digital tunggal.
Baca Juga: Logistik Maritim 4.0 Kunci Percepat Kebijakan Jokowi
Dalam satu tahun sejak berdirinya, Ritase telah merangkul perusahaan internasional, seperti Nestle, Universal Ribena Corporation (URC), Japfa, Signify/Phillips Lighting, Lotte, dan Perfeti Van Melle.
Memberi layanan kepada perusahaan terkemuka seperti Nestle menghasilkan pembelajaran yang berharga dalam melayani pasar perusahaan FMCG. Dari pengalaman itu, Ritase telah mengembangkan fitur-fitur penting, termasuk transparansi kepada pengirim dan transporter, digital order processing management, serta perencanaan beban dan optimasi rute.
Selain itu, Ritase didukung sarana yang bersifat open-API dan perangkat lunak cloud-based memungkinkan pengirim untuk menikmati akses informasi pergerakan barang dan perkembangan di marketplace trucking secara real-time.
"Solusi layanan multimoda yang kami tawarkan belum ada pesaingnya sampai saat ini. Jadi, 2020 adalah momentum kami untuk tumbuh," kata David.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti