Berbagai kontroversi yang terlahir dari maskapai pelat merah sepanjang pekan ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), turut berpengaruh terhadap pergerakan saham Garuda di pasar bursa. Melansir, dalam sepekan ini saham Garuda mengalami tren pelemahan selama empat hari berturut-turut.
Tren pelemahan saham Garuda dimulai pada perdagangan bursa Selasa (3/12/2019), di mana pada penutupan sesi II hari itu, saham Garuda mengalami kontraksi sebesar -2,78% ke level Rp525 per saham. Hari berikutnya, Rabu (4/12/2019), saham Garuda kembali berakhir dengan koreksi -4,76% ke level Rp500 per saham.
Baca Juga: Jeng-Jeng! Ini Dia Sosok Plt Dirut Garuda Pengganti Ari Askhara
Dan, pada puncak kehebohan kasus penyelendupan barang otomotif yang dilakukan oleh Dirut Garuda, Ari Askhara, yakni Kamis (5/12/2019), harga saham Garuda harus pamit dari level Rp500 dengan koreksi -0,80% menjadi Rp496 per saham.
Agaknya, pelemahan selama tiga hari beruntun belum cukup sehingga pada perdagangan bursa Jumat (6/12/2019) siang ini, saham Garuda kembali ditutup koreksi sebesar -0,81% ke level Rp492 per saham. Padahal, di awal perdagangan sesi I, saham Garuda menunjukkan pergerakan yang ekspansif dengan catatan level tertinggi di Rp510 per saham.
Baca Juga: Duh, Biang Kerok! Ini Catatan Dosa Ari Askhara, Hmmm Banyak Juga Ya Masalahnya. . .
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sebulan terakhir, saham Garuda sudah terdiskon hingga -14,43%. Diskon tersebut lantas menarik minat pelaku pasar untuk berburu saham Garuda dengan akumulasi net buy selama sebulan mencapai Rp12,27 miliar.
Adapun hingga penutupan sesi I, asing tercatat mengguyur dana segar ke saham Garuda dengan nilai Rp43,97 juta. Aktivitas perdagangan saham Garuda sampai dengan jeda siang meliputi 14,90 juta saham dengan frekuensi 1.764 kali transaksi dan nilai transaksi harian sebesar Rp7,39 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: