Agar lebih terjangkau,dalam pameran tersebut Epson memamerkan produk terbaru, robot yang yang built in dengan controller yang dibangun di bagian bawah robot. Produk ini selain menjadi lebih hemat tempat juga investasi semakin murah, karena tidak perlu membangun alat kontrol sendiri.
Namun demikian, menurut Erwin, investasi yang tinggi akan sebanding dengan hasil yang didapatkan. Karena pengaplikasian robot yang terbilang tidak sulit, namun memberikan efisiensi yang meningkat antara 15-30%. Dari investasi yang dikeluarkan, perusahaan akan mulai mendapatkan laba (ROI/Return on Investment) dalam 2-3 tahun.
“Sementara umur pakai (lifetime) robot sendiri bisa di atas 5 tahun,” ujar Erwin.
Baca Juga: Tiga Tahun Lagi, Indonesia Punya Pelabuhan Full Robotik
Rudyhandjaja Elawitachya, Chairman PT Fanuc Indonesia, menambahkan, penggunaan robot dalam industri jika secara ekonomi sebenarnya lebih murah. Karena dari kemampuannya konsisten, bisa kerja 24 jam, sementara tenaga manusia cenderung mengalami kenaikan biaya setiap tahun karena kenaikan gaji karyawan.
Tantangan lainnya, menurut Rudy, adalah kebanyakan perusahaan eksisting yang beralih ke robot, mengingat peningkatan efisiensi yang hanya sekitar 10%. Manfaat yang lebih besar akan dirasakan oleh perusahaan baru, karena kebutuhan karyawan juga akan disesuaikan. ROA untuk perusahaan baru yang menggunakan robot sendiri diperkirakan antara 7-8 tahun.
Namun Rudy mengaku bersyukur, karena pertumbuhan industri di Indonesia cukup pesat. Menurutnya dengan melihat jalan ke kawasan industri Cikarang dan Karawang yang semakin macet, itu menunjukkan arus logistik yang semakin tinggi.
Penggunaan robot di Indonesia sendiri, menurut cukup bagus, dengan peringkat 5 di Asia setelah China, Jepang, Korea, Thailand. Untuk di Asia Tenggara berarti peringkat kedua negara dengan penggunaan teknologi robot terbanyak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: