Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Drone AS Ditembak Jatuh Sistem Pertahanan Rusia di Libya

Drone AS Ditembak Jatuh Sistem Pertahanan Rusia di Libya Pesawat tempur Amerika Serikat. | Kredit Foto: Airforcetimes
Warta Ekonomi, Washington -

Sistem pertahanan udara Rusia dilaporkan telah menembak jatuh pesawat nirawak atau drone militer Amerika Serikat (AS) di Libya pada November lalu. Komando Afrika AS pada hari Sabtu (7/12/2019) membenarkan laporan tersebut.

Militer Amerika belum bisa memastikan apakah sistem pertahanan itu dioperasikan oleh kontraktor Rusia atau oleh Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar.

Baca Juga: Sergey Lavrov: Rusia Tak Akan Ragu Respons Pengembangan Rudal Baru AS

Menurut Komando Afrika AS, pesawat nirawak Amerika ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia di dekat Tripoli. Komando tersebut menuntut dikembalikannya puing-puing drone yang hancur.

"Para operator sistem pertahanan udara tidak tahu itu adalah pesawat terbang yang diujicobakan AS dari jauh ketika mereka menembakinya," kata komandan Komando Afrika AS, Jenderal Stephen Townsend kepada Reuters.

"Tetapi mereka tentu tahu siapa pemiliknya sekarang dan mereka menolak untuk mengembalikannya. Mereka mengatakan mereka tidak tahu di mana tetapi saya tidak akan membelinya," ujarnya.

Menurut juru bicara Komando Afrika AS, Kolonel Christopher Karns, pesawat tak berawak itu dilaporkan hilang pada 21 November. Dia menambahkan, bahwa sistem pertahanan udara diduga telah menjatuhkan drone tersebut.

Pada saat yang sama, seorang pejabat dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA)—pemerintah berkuasa Libya yang diakui PBB dan musuh LNA—mengatakan kepada Reuters bahwa kontraktor pertahanan PMC Rusia bertanggung jawab atas insiden itu.

Baik Kementerian Pertahanan maupun Kementerian Luar Negeri Rusia belum mengomentari tuduhan tersebut. Libya telah terperosok dalam perang saudara sejak 2011, ketika pemimpin lamanya, Muammar Gaddafi, digulingkan dan dibunuh oleh gerilyawan di tengah serangan NATO terhadap negara itu.

Selama beberapa tahun terakhir, Libya telah terpecah antara dua pemerintah yang bermusuhan, yakni LNA yang berkuasa di wilayah timur dan pemerintahan GNA yang berkuasa di wilayah barat termasuk Tripoli.

Kedua kubu berusaha untuk menyetujui pemilu nasional, tetapi gagal. Sejak awal April, LNA telah terlibat dalam serangan ofensif untuk mendapatkan kontrol atas Tripoli. Namun, GNA memberikan perlawanan sengit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: