Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Agar Cost Logistik Rendah, Pelabuhan Harus Terintegrasi

Agar Cost Logistik Rendah, Pelabuhan Harus Terintegrasi Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo II (Persero) memperingati Hari Jadi ke-27 di Double Tree Hotel, Jakarta, Jumat (06/12/2019). Pelindo ingin pelabuhan menjadi trade facilitator yang dapat mendukung perdagangan Indonesia.

Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya, mengatakan, pelabuhan tidak hanya berperan sebagai pelabuhan, tetapi harus bisa mendukung perdagangan. Pelabuhan harus terintegrasi dengan kawasan industri dan pelayaran.

Baca Juga: Kece! Kementan-Pelindo Sinergi Genjot Ekspor Tiga Kali Lipat

"Pelabuhan itu harus terintegrasi dengan kawasan industri sehingga distribusi barang dari kawasan industri lebih murah. Terintegrasi dengan pelayaran sehingga kapal-kapal yang membawa barang bisa linkage dengan pelabuhan," katanya.

Trade facilitator, menurutnya, semua yang terkait dengan perdagangan, seperti pemilik barang, pelabuhan, dan pelayaran berada dalam satu platform. Dengan cara ini, seluruh pengguna jasa, eksportir, maupun importer akan mendapatkan kebutuhannya secara cepat dan transparan.

"Jika ini dilakukakan, menurut saya, logistic cost akan turun dan produk-produk Indonesia akan bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi karena biaya ekspor lebih murah, lebih cepat sampai, dan lebih bisa dimonitor sejak dikirimkan sampai tiba di tempat," paparnya.

Elvyn berpendapat, konsep tersebut dapat relevan jika diterapkan di seluruh Pelindo. Pelindo, kata dia, sebaiknya dipisahkan berdasarkan fungsi-fungsinya, bukan berdasarkan region seperti yang ada sekarang ini.

"Jadi hanya ada satu Pelindo. Operating company-nya sesuai dengan bidang, apakah peti kemas, non-peti kemas, penyedia peralatan, penyedia IT, dsb., tetapi dalam satu kepemilikan, satu holding," jelasnya.

Dengan begitu, holding tersebut bisa membuat strategi dan memiliki kekuatan keuangan yang lebih memadai sehingga ada standardisasi di seluruh pelabuhan Indonesia. "Kalau ada standardisasi, ada kekuatan keuangan, ada sistem operasional yang baik itu akan meningkatkan daya saing dan pada akhirnya logistic cost kita akan lebih murah," jelasnya.

Elvyn mengatakan, implementasi konsep tersebut membutuhkan waktu sekitar 3-5 tahun karena bukan sebuah pekerjaan mudah. Sistemnya harus bisa diterima oleh seluruh pelaku dari ekosistem ini. Pelaku juga memerlukan experience yang butuh waktu tak sebentar.

"Tapi saya yakin sekali kalau ini terjadi, logistic cost kita turun 4-5 persen dalam 5 tahun mendatang. Inilah konsep untuk mengembangkan maritim Indonesia, yakni me-linkage antara kawasan industri, pelabuhan, pelayaran, dalam sebuah trilogi maritim," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: