Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alhamdulillah, Indonesia Masuk Kelompok Kategori Pembangunan Manusia Tinggi

Alhamdulillah, Indonesia Masuk Kelompok Kategori Pembangunan Manusia Tinggi Kredit Foto: UNDP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia telah bergabung dengan jajaran negara-negara di dunia dengan pembangunan manusia yang tinggi dan kawasan Asia-Pasifik mengalami peningkatan paling tajam secara global untuk pembangunan manusia.

Ini adalah salah satu temuan utama Laporan Pembangunan Manusia 2019 yang dirilis oleh Program Pembangunan PBB (UNDP) dan berjudul "Melampaui Pendapatan, Melampaui Rata-Rata, Melampaui Hari Ini: Ketimpangan Pembangunan Manusia di Abad ke-21."

Baca Juga: BWF World Tour Finals Sedang Berlangsung, Ini 3 Wakil Terakhir Indonesia yang Pernah Juara

Asia Pasifik terdepan di dunia dalam akses ke internet broadband dan mengejar negara-negara maju dalam hal harapan hidup, pendidikan, dan akses ke perawatan kesehatan. Namun, kawasan ini  dihambat oleh kemiskinan multidimensi yang luas dan rentan terhadap serangkaian ketimpangan baru yang muncul terkait pendidikan tinggi dan ketahanan iklim.

Laporan Pembangunan Manusia/Human Development Report (HDR), yang memelopori cara yang lebih menyeluruh untuk mengukur kemajuan negara lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi, menyebutkan meskipun kesenjangan dalam standar-standar dasar makin berkurang, dengan pengurangan kemiskinan, kelaparan dan penyakit pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan telah berevolusi. Berbagai ketimpangan berikutnya makin terbuka, khususnya terkait teknologi, pendidikan, dan krisis iklim.

"Ini adalah wajah baru ketimpangan," kata Administrator UNDP, Achim Steiner dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (14/12/2019). "Dan seperti yang dijelaskan dalam Laporan Pembangunan Manusia ini, ketimpangan bukanlah tanpa solusi."

Laporan ini menganalisis ketimpangan dalam tiga langkah: melampaui penghasilan, melampaui rata-rata, dan melampaui hari ini, mengusulkan sejumlah opsi kebijakan untuk mengatasinya.

Nilai IPM Indonesia untuk 2018 adalah 0,707—yang menempatkan negara ini dalam kategori pembangunan manusia yang tinggi—memosisikannya di peringkat 111 dari 189 negara dan wilayah.

Antara tahun 1990 dan 2018, nilai IPM Indonesia meningkat dari 0,525 menjadi 0,707, meningkat 34,6 persen. Selama periode yang sama, harapan hidup saat lahir meningkat 9,2 tahun menjadi 71,5 tahun, rata-rata lama sekolah meningkat 4,7 tahun menjadi 8 tahun dan harapan lama sekolah meningkat 2,8 tahun menjadi 12,9 tahun. PNB per kapita Indonesia meningkat sekitar 155,9 persen antara tahun 1990 dan 2018.

"Masuk kelompok negara dengan status pembangunan tinggi adalah tonggak bersejarah bagi Indonesia. Prestasi ini adalah hasil dari komitmen nasional yang kuat untuk pembangunan manusia, yang tidak hanya mencakup pertumbuhan ekonomi tetapi juga kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan dan pendidikan yang diukur oleh IPM," kata Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Christophe Bahuet.

"Laporan ini juga membawa pesan yang perlu diperhatikan bagi Indonesia untuk kemajuan lebih lanjut dalam pembangunan manusia, termasuk kebutuhan untuk mengurangi kesenjangan yang ada dan untuk mengantisipasi ketimpangan baru di masa depan. UNDP akan terus menjadi mitra Indonesia untuk kemajuan lebih lanjut dalam pembangunan manusia," tambahnya.

17,4 persen dari nilai IPM Indonesia hilang karena ketimpangan, lebih besar dibandingkan dengan sebagian besar negara tetangga di Asia Timur dan Pasifik (penurunan rata-rata untuk wilayah ini adalah 16,6 persen). Ini menegaskan bahwa ketimpangan tetap menjadi tantangan bagi Indonesia meskipun mengalami kemajuan ekonomi dan Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk memastikan agar manfaat pembangunan ekonomi tersebar luas dan mencapai yang terpinggir terlebih dahulu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: