Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadiri Reuni 212 Hingga Salahkan e-Budgeting Jokowi-Ahok, Ini 9 Kejadian Heboh Anies Baswedan

Hadiri Reuni 212 Hingga Salahkan e-Budgeting Jokowi-Ahok, Ini 9 Kejadian Heboh Anies Baswedan Kredit Foto: WE

6. Anggaran Siluman

Dua pejabat DKI, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Sri Mahendra, juga Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) DKI Edy Junaedi, secara tiba-tiba mundur. Keduanya mundur di tengah panas pembahasan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2020 di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI pada awal November.

Keduanya juga mundur saat temuan ajuan-ajuan janggal, seperti lem Aibon dengan nilai hingga Rp82 miliar, juga influencer senilai Rp5 miliar muncul ke permukaan. Anies mengklaim mundurnya dua pejabat secara bersamaan, sekadar kebetulan. Kedua pejabat memiliki alasan pribadi.

Baca Juga: Instalasi Batu Gabion Dibongkar, Warganet: Anies Emang Jagonya Bongkar Pasang dan Ngeles!

"Kebetulan saja waktunya bersamaan," ujar Anies di Balairung Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 1 November 2019.

7. 16 Bulan Memimpin Tanpa Wagub

Hingga akhir Desember 2019, Anies sudah 16 bulan menjadi kepala daerah Jakarta tanpa wakil. Wakil Anies, Sandiaga Uno, mundur pada 9 Agustus 2018 untuk maju bersama mantan capres bernomor urut 02 Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Upaya DPRD DKI memilih wagub juga tak kunjung membuahkan hasil meski lembaga parlemen daerah itu saat ini juga sudah berganti anggota. Ditengarai, kesepakatan politik antara dua partai politik (parpol) pengusung Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017, yaitu Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), juga Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belum mencapai titik temu, menjadi sebabnya. PKS telah mengusulkan dua nama, yaitu Agung Yulianto, juga Ahmad Syaikhu. Belakangan, Gerindra mengusulkan hingga empat nama juga, yaitu Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah, Arnes Lukman, Ferry Juliantono, juga Riza Patria.

Anies pernah berseloroh ia telah cukup lama menjadi pemimpin tunggal DKI. Anies berharap DPRD segera menuntaskan proses penetuan wagub.

8. 4 Kali Bepergian ke Luar Negeri

Anies tercatat empat kali ke luar negeri sepanjang 2019. Rencana kunjungannya yang kelima, yaitu ke Denmark pada Oktober, batal akibat situasi Jakarta yang masih belum kondusif usai kerusuhan. Keempat kunjungan, yaitu menjenguk almarhumah Ani Yudhoyono di Singapura pada Maret, juga menjadi keynote speaker di The Pyramid's Annual Post-AGM Gala Dinner di Singapura pada Mei.

Selain itu, Anies menghadiri Urban 20 (U20) Mayors Summit Agenda di Jepang pada Mei, serta melawat ke Kolombia hingga Amerika Serikat (AS) pada Juli, kemudian memboyong perhelatan Formula E untuk digelar di Jakarta sebagai hasil dari lawatan.

Kepergian Anies ke luar negeri kerap disoroti hingga Presiden Joko Widodo juga menyinggung kepergian kepala daerah ke mancanegara sekali pun informasi mudah didapat dari internet. Anies lalu menegaskan, kunjungannya ke luar negeri adalah kegiatan produktif, tidak sekadar pasif untuk menjadi peserta di acara-acara saja.

9. Salahkan e-Budgeting yang Dirintis Jokowi-Ahok

Anies menyalahkan e-budgeting, sistem penganggaran yang diterapkan di masa Jokowi-Ahok, sebagai sebab munculnya ajuan-ajuan janggal di dokumen plafon APBD DKI 2020. Anies menilai, karena tidak cerdas, ajuan-ajuan janggal, semisal lem Aibon senilai Rp82 miliar di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan (Disdik) DKI, bisa masuk ke plafon APBD.

Anies berjanji mengganti e-budgeting sekali pun sistem adalah hal yang turut mendorong terungkapnya anggaran siluman berupa penganggaran Uninterruptible Power Supply (UPS) di APBD Perubahan DKI 2014. Anies menyampaikan, sistem yang baru akan cerdas sehingga bisa mendeteksi jika ada ajuan janggal yang masuk ke penganggaran.

"Saya tidak akan meninggalkan ini (e-budgeting) ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena kalau saya menerima warisan nih, sistem ini (dari gubernur DKI sebelumnya). Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya, agar gubernur berikutnya tidak menemukan masalah yang sama dengan yang saya alami," ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: