Cendekiawan Muslim Uighur Hilang, Benarkah China Jatuhkan Hukuman Mati?
Teman Tiyip mengatakan keluarganya mendengar kabar bahwa ia telah dihukum mati terkait separatisme namun China tidak pernah memastikan hal ini.
Teman Tiyip - seorang Uighur dari Xinjiang dan bekerja sebagai peneliti di Amerika Serikat - tidak mau disebutkan namanya karena khawatir atas kemanan rekan dan sanak saudara di provinsi dengan penduduk mayoritas Muslim itu.
Rekan-rekan Tiyip juga mengatakan mengontak keluarga di Xinjiang sulit dan hanya memungkinkan dengan penggunan kode untuk mencegah dilacak pemerintah yang memonitor komunikasi.
Baca Juga: Bela Muslim Uighur, Ketua PA 212 Ajak Umat Boikot Produk China
Sejumlah laporan menyebutkan, ada orang yang ditahan karena memiliki aplikasi WhatsApp di telepon seluler mereka.
"Saat kami berbicara dengan mereka, kami tak bisa menyebut nama," kata rekan Tiyip.
"Misalnya kami menggunakan kata bagaimana pasiennya dan apakah para dokter sudah keluar dengan diagonsa atau apapun dia sudah keluar dari rumah sakit."
"Itulah satu-satunya cara sehingga sanak saudara bisa mengatakan apapun kepada kami," tambahnya.
Keluarga Tiyip sendiri mengatakan yakin dia masih hidup.
Mereka mengatakan mereka mendengar bahwa Tiyip dan akademisi yang dihukum atas dakwaan separatisme dipakai sebagai contoh untuk menakuti orang di kamp tahanan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: