Presiden Irak, Barham Salih mengutuk serangan terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad. Salih mengatakan bahwa itu adalah serangan terhadap kedaulatan Irak.
Salih, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (1/1/2020), mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap perjanjian internasional yang mengikat pemerintah Irak.
Baca Juga: Trump Tuduh Iran Sedang Mengatur Serangan terhadap Kedubes AS di Irak
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Irak Mohamed al-Halbousi juga turut mengecam serangan itu. Dia mengatakan serangan terhadap kedutaan AS adalah perilaku yang tidak dapat diterima dan bahwa hal itu merusak kepentingan Irak dan merusak citra rakyat Irak.
"Upaya untuk masuk ke kedutaan AS dan menyerang gedungnya adalah perilaku yang tidak dapat diterima yang merugikan kepentingan Irak dan merusak citra rakyat kita," kata al-Halbousi dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.
"Saya meminta pemerintah untuk menegaskan kembali komitmennya pada kewajiban hukum untuk melindungi misi diplomatik," sambungnya.
Seperti diketahui, ratusan orang yang memprotes serangan udara AS terhadap kelompok sayap Hizbullah di Irak, mendobrak masuk ke komplek Kedutaan Besar AS di Baghdad.
AS sendiri merespons serangan tersebut dengan memutuskan untuk mengirim ratusan personel tentara tambahan ke Irak. Menteri Pertahanan AS, Mark Esper mengatakan bahwa sekitar 750 tentara dari unit tanggap cepat Divisi Lintas Udara ke-82 siap untuk dikerahkan dalam beberapa hari ke depan ke wilayah itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: