Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dapat Suntikan Dana Baru dari Investor Gojek dan Petinggi Facebook, Begini Rencana Kopi Kenangan

Dapat Suntikan Dana Baru dari Investor Gojek dan Petinggi Facebook, Begini Rencana Kopi Kenangan Kopi Kenangan. | Kredit Foto: Kopi Kenangan
Warta Ekonomi, Bogor -

Kopi Kenangan kembali mendapat investasi dari sejumlah investor besar, termasuk Co-Founder Facebook, Eduardo Saverin, Pendiri Northstar Group, Patrick Waluyo (investor awal Gojek); dan CEO Sweetgreen, Jonathan Leman.

Menurut Co-Founder Kopi Kenangan, James Prananto, angel investo itu merupakan bagian dari putaran penggalangan dana Seri A yang diperpanjang pada Desember lalu. Sayangnya, James enggan mengungkapkan jumlah dana terbaru itu.

"Kami memilih beberapa individu dan dana yang dapat menjadi mitra strategis dalam jangka panjang. Kami memiliki total lima investor," kata James, dikutip dari KrAsia, Jumat (3/1/2020).

Baca Juga: Pertumbuhan Pendapatan Capai 20x Lipat, Kopi Kenangan Dapat Modal Baru dari Pebasket NBA dan . . . .

Investasi terbaru itu akan digunakan untuk membangun sekitar 600 hingga 700 outlet sampai akhir 2020 dan kebutuhan ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara selama kuartal kedua tahun ini. Per akhir 2019, Kopi Kenangan memiliki 230 outlet.

Tak cuma itu, perusahaan menyampaikan, "(kami) berencana memonetisasi merek Kopi Kenangan melalui merchandise dan makanan ringan di tahun ini."

Kopi Kenangan juga akan meluncurkan kembali aplikasinya pada 1 Februari mendatang. Aplikasi itu dapat membantu pengguna mengumpulkan poin loyalitas yang bisa digunakan untuk membeli makanan dan minuman.

Berdasarkan data Statista, konsumsi kopi Indonesia meningkat hampir empat kali lipat sejak 1990, setara dengan 4,7 juta kantong kopi pada 2018. Peningkatan itu dipicu oleh peralihan minat minuman generasi muda, dari teh ke kopi.

Berdiri pada 2017, Kopi Kenangan memungkinkan pengguna melakukan pemesanan kopi di muka melalui aplikasi lalu diambil di outlet atau dikirim. Prosedur tersebut serupa dengan sistem milik kedai kopi saingan Starbucks di China, Luckin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: