Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Pertanian Jadi Pilar Utama Turunkan Angka Kemiskinan

Kementan: Pertanian Jadi Pilar Utama Turunkan Angka Kemiskinan Mentan Syahrul juga melakukan penandatanganan MoU nota kesepahaman dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan Ketua DPD Provinsi Bali, I Made Mangku Pastika. MoU ini berkaitan dengan Ekspor Beras Organik ke Timor Leste dan Penyerahan Aplikasi Peta Potensi Ekspor Propinsi Bali, IMACE. | Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Kuta, Bali -

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan pentingnya mengoptimalkan lahan pertanian di Provinsi Bali sebagai solusi permanen dalam upaya menurunkan angka kemiskinan. Sektor pertanian, kata dia, adalah pilihan pasti untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Kalau kita bicara Bali, semua orang tau bahwa sejak dulu Bali itu adalah contohnya pertanian. Zaman saya jadi lurah, saya dapat ilmu pengelolaan air dari Bali. Pertanian di Bali itu adalah pilar utama dalam menurunkan angka kemiskinan," ujar Mentan Syahrul, Sabtu (4/1/2020).

Menurut Syahrul, sektor pertanian adalah salah satu sektor penting yang memiliki kontribusi besar terhadap terbukanya lapangan pekerjaan. Lebih dari itu, sektor pertanian mampu mendorong masyarakat memiliki kehidupan layak dengan skala ekonomi yang terus meningkat.

Baca Juga: Serahkan Bantuan ke Koban Banjir di Jakarta-Tangerang, Mentan Syahrul: Negara Siap Membantu

"Pertanian itu bersolusi langsung pada rakyat. Bicara pertanian berarti kita bicara lapangan pekerjaan. Dari jagung saja bisa 42 jenis, belum lagi dari jenis lain. Makanya, kita harus menjadikan pertanian sebagai tempat kerja yang baik dan tempatnya orang-orang menjadi kaya raya," katanya.

Di samping itu, Syahrul mengatakan bahwa saat ini sektor pertanian sedang berjalan pada koridor yang jauh lebih modern dengan pemanfaatan sistem teknologi dan mekanisasi. Sistem ini masuk pada bagian-bagian revolusi industri 4.0, dimana seluruh perangkat yang ada sudah menggunakan artificial intelligence.

"Jadi, pertanian itu tidak lagi penuh dengan lumpur, atau berkeringat dan capek. Pertanian sekarang di era 4.0 hanya duduk manis di kali dan bermain dengan smartphone atau komputer," katanya.

Baca Juga: Awali 2020, Mentan SYL Sapa Penyuluh dan Petani se-Indonesia

Terkait hal ini, Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan terimaksih atas kunjungan Mentan Syahrul ke salah satu Provinsi destinasi wisata ini. Kata Koster, Provinsi Bali saat ini sudah menetapkan sektor pertanian sebagai salah satu program jangka panjang dengan target meningkatkan ekspor.

"Kita sudah menetapkan program prioritas yang saya jalankan sebagai gubernur. Program itu adalah bidang pangan sandang pangan. Nah pangan ini yang menjadi prioritas di kehidupan masyarakat. Ini harus bisa memberi jaminan untuk bisa dipenuhi agar warga kami berjalan dengan baik," katanya.

Baca Juga: Sambut 2020, Kementan Siap Wujudkan Pertanian yang Maju, Mandiri, dan Modern

Di samping itu, Koster mengatakan bahwa Provinsi Bali sejak dulu sudah memiliki kekayaan alam yang luar biasa, terutama di sektor pertanian lokal. Meski demikian, dia mengaku masih membutuhkan bantuan pemerintah pusat untuk membangun sarana dan prasarana pertanian.

"Perlu kami sampaikan Bapak Menteri, bahwa kami memiliki panganan lokal seperti Salak Bali, Jeruk Bali, Mangga Bali bahkan Sapi Bali. Rasanya kalau dibanding daerah lain, Bali lebih banyak panganan lokalnya. Tapi sejujurnya, kami belum bisa memberdayakanya secara optimal karena masih butuh bantuan sarana dan prasarana untuk membangun pertanian hulu ke hilir," tukasnya.

Sebelumnya Mentan Syahrul juga melakukan penandatanganan MoU nota kesepahaman dengan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Ketua DPD Provinsi Bali I Made Mangku Pastika. MoU ini berkaitan dengan Ekspor Beras Organik ke Timor Leste dan Penyerahan Aplikasi Peta Potensi Ekspor Propinsi Bali, IMACE.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: