Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Heriandi Lim menyatakan pihaknya belum mendengar langkah konkret Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengantisipasi banjir susulan di Jakarta.
Hal tersebut dikatakan terkait prediksi BMKG puncak musim hujan akan jatuh pada Februari dan Maret mendatang.
"PKB DKI Jakarta belum melihat ada arah dan titik terang untuk solusi dan jaminan dari Gubernur Anies bahwa banjir bisa tertangani di waktu puncaknya," katanya kepada wartawan, Senin (6/1/2020).
Baca Juga: Cetus Ruhut: Ocehan Anies Bikin Rakyat Stres!!
Baca Juga: Soal Pengelolaan Sungai, Anies: Di Jakarta Kami, Sungai Antarprovinsi Tanggung Jawab PUPR
Lebih lanjut, ia mengatakan Pemprov DKI Jakarta tidak jelas dalam menanggulangi potensi banjir di Jakarta.
"Bagaimana ngomongin solusi dan jaminan penanganan banjir? Niat, arah dan tujuan ke penanggulangan banjir saja kita (masyarakat) tidak merasakannya," ucapnya lagi.
Menurut dia, banjir yang terjadi pekan lalu merupakan pelajaran penting bagi Pemprov DKI untuk menyusun rencana kerja agar banjir tidak terjadi di masa puncak musim hujan.
Lanjutnya, ia juga menyarankan Gubernur Anies untuk menurunkan ego dengan cara menjalin koordinasi dan komunikasi lebih baik dengan pemerintah pusat.
"Anies harus rendah hati dan turunin egonya demi kepentingan rakyat Jakarta agar kordinasi pusat dan DKI benar-benar bisa sinegi dan efektif sesuai jangka waktu pelaksanaan teknis yang sudah dicanangkan," kata dia.
Tak hanya itu, ia mengatakan Anies harus mampu memberi rasa nyaman dan aman kepada warga DKI Jakarta, terutama warga yang tinggal di wilayah banjir 1 Januari lalu. Dengan cara, memastikan keberadaan dan kesiapan mesin-mesin pompa air yang andal, terawat dan berkualitas.
"PKB DKI Jakarta mengingatkan, dua minggu lagi atau beberapa saat lagi persoalan banjir Jakarta bukan soal curah hujan dan kiriman air, tapi juga persoalan gravitasi bulan yang kuat terkait air pasang di laut," ucapnya lagi.
"Jika Anies hanya bisa kunjungan-kunjungan ke wilayah banjir dan melakukan pencitraan saja tanpa ada terobosan, solusi konkret, maka habis sudah DKI ketika hujan besar dan air pasang terjadi bersamaan." tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil