Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Akhirnya Mau Keruk dan Perdalam Sungai, Dulu Bilang Jangan Lawan Sunatullah

Anies Akhirnya Mau Keruk dan Perdalam Sungai, Dulu Bilang Jangan Lawan Sunatullah Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan warga tidak perlu memperdebatkan normalisasi atau naturalisasi yang akan diterapkan di DKI Jakarta karena keduanya memiliki tujuan yang sama.

Baca Juga: Anies soal Situasi Jakarta Terkini: "Sistem Kesiapannya Baik"

"Sama saja sebenarnya normalisasi, naturalisasi itu sama saja. Bedanya bahasa doang, tujuannya kan ngelebarin," kata Juaini di Jakarta, Senin.

Juaini menyebut Pemprov DKI akan melanjutkan normalisasi atau yang dalam program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut sebagai naturalisasi pada tahun 2020.

”Akan dilanjutkan tahun 2020," kata Juaini.

Dalam proses pekerjaannya, sungai akan diperdalam dengan kedalaman 20 hingga 30 meter.

"Untuk lebih banyak menampung debit air. Namanya sungai dulu-dulu kan 20 sampai 30 meter sekarang paling tinggi 10 sampai 15 meter daya tampung jadi kurang. Makanya itu perlunya dinormalisasi naturalisasi," ujar dia.

Untuk normalisasi itu sepenuhnya dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara Dinas SDA hanya bertugas membebaskan lahan di sepanjang jalur yang akan dinormalisasi.

"Kita DKI cuma sebatas mungkin lahannya doang. Masalah nanti teknisnya seperti apa kan kementerian," tutur Juaini.

Sebelumnya, video lama kembali viral usai terjadinya banjir besar di awal tahun 2020 di Jabodetabek. Anies mengatakan bahwa air laut bukan semestinya dialirkan ke laut, melainkan ke tanah alias ke perut bumi.

Dalam video lawas tersebut, Anies Baswedan yang mengenakan kemeja putih dan kopiah menyinggung soal pembuatan gorong-gorong yang digunakan untuk mengalirkan air ke laut dan digunakan sebagai solusi banjir. Menurutnya, hal tersebut melawan sunnatullah (hukum alam).

 

"Di satu sisi menyiapkan jalur-jalur air untuk dikirim ke laut. Di sisi lain, di laut dipasang dengan Pulau Reklamasi. Tinggal tunggu, air balik jadi rob. Ini melawan sunnatullah, kenapa? Air turun dari langit ke bumi bukan ke laut harusnya dimasukkan ke tanah ke bumi. Di seluruh dunia air jatuh dimasukkan ke tanah. Bukan dialirkan ke gorong-gorong ke laut. Jakarta mengambil keputusan yang fatal," ucap Anies

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: