Sejak diluncurkan pada 2014, Tunaiku menjadi pionir fintech di Indonesia, memiliki prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Maka dari itu, Tunaiku menggunakan teknologi yang dikembangkan untuk credit scoring, yang hingga saat ini kinerjanya telah teruji.
Dalam melakukan analisis kreditnya, Tunaiku menggunakan sebuah algoritma dan predictive analysist, dan juga tetap melakukan proses Know Your Customer melalui berbagai cara, seperti penggunaan verifikasi kartu identitas KTP dan pertemuan secara langsung antara debitur dan tim customer experience.
Melalui mekanisme itu, Tunaiku membuka kesempatan bagi masyarakat yang sebelumnya masuk ke dalam kategori underserved untuk dilayani oleh Amar Bank. Tunaiku sendiri telah menyalurkan kredit lebih dari Rp3 triliun sejak diluncurkan di 2014.
Baca Juga: Stop! Perdagangan Saham Bank Amar Langsung Dihentikan BEI di Hari Pertama
"Kontribusi revenue Tunaiku lebih dari 50% dari total revenue Amar Bank," ungkap Vishal.
Dengan IPO yang dilakukan, Amar Bank mengukuhkan diri menjadi Bank BUKU II dengan total ekuitas Rp1 triliun. Amar Bank menjadi bank dengan pertumbuhan yang pesat. Hal ini terlihat dari data yang ada, per Desember 2018 aset Amar Bank mencapai Rp1,86 triliun.
Adapun total profit sebelum pajak mencapai Rp98 miliar dengan pendapatan bunga sebesar Rp570 miliar. Sementara itu, hingga November 2019 Net Interest Margin (NIM) sebesar 18,83%. Dengan performa yang baik ini, pada masa penawaran umum saham Amar Bank menarik banyak peminat. Saham Amar Bank mengalami oversubscribed (kelebihan permintaan) selama masa IPO pada 2-6 Januari 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti