Tak Sengaja Tembak Jatuh Ukraine International Airlines, Iran Akui Diintimidasi AS
Iran akhirnya mengakui menembak jatuh pesawat sipil Ukraina dengan rudal yang menewaskan 176 orang pada Rabu lalu. Teheran mengaku tidak sengaja karena dalam situasi diintimidasi Amerika Serikat (AS).
"Dengan penyesalan dan kesedihan yang mendalam, beberapa jam yang lalu saya diberitahu tentang hasil penyelidikan Staf Jenderal Angkatan Bersenjata terhadap kecelakaan pesawat penumpang Ukraina," kata Presiden Hassan Rouhani, Sabtu (11/1/2020), yang dikutip dari situs web Presiden Iran.
Baca Juga: Tak Sengaja, Iran Akui Tembak Jatuh Ukraine International Airlines
"Dalam suasana ancaman dan intimidasi oleh rezim Amerika yang agresif terhadap bangsa Iran setelah mati syahidnya Jenderal Qasem Soleimani, dan untuk mempertahankan diri dari kemungkinan serangan oleh Angkatan Darat Amerika, Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran siap sepenuhnya waspada, yang sayangnya menyebabkan bencana mengerikan ini merenggut nyawa puluhan orang tak bersalah karena human eror dan penembakan yang keliru," lanjut Rouhani.
Militer Teheran mengaku salah mengidentifikasi pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines sebagai pesawat musuh ketika situasi sedang tegang dengan militer AS.
"Di tengah ancaman presiden kriminal (AS) dan komando militer untuk mencapai beberapa sasaran di Iran serta memberikan aktivitas udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut, angkatan bersenjata negara ini ditempatkan pada siaga tempur tertinggi untuk menanggapi kemungkinan ancaman," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Sputniknews, Sabtu (11/1/2020).
Staf Umum tersebut mengatakan bahwa setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran, pesawat Ukraina mendekati fasilitas militer dan operator sistem rudal salah mengidenfitikasi pesawat sipil itu sebagai pesawat musuh hingga akhirnya ditembak jatuh.
Rouhani memerintahkan untuk menghilangkan cacat pada sistem pertahanan rudal udara nasional. "Adalah perlu untuk menghilangkan semua kelemahan sistem pertahanan udara, mengambil semua langkah untuk mencegah bencana seperti itu di masa depan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti