Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Gelontorkan Puluhan Miliar Buat E-Commerce Ini, Buat Apa?

BRI Gelontorkan Puluhan Miliar Buat E-Commerce Ini, Buat Apa? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bogor -

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelontorkan US$1 juta (sekitar Rp13,7 miliar) kepada platform dagang daring, Indonesia Mall.

Indonesia Mall didirikan oleh BRI pada 2018 guna memberdayakan UMKM lokal untuk menjual produk secara daring. Platform itu juga membantu UMKM mengekspor produk mereka ke luar negeri, melalui kerja sama dengan sejumlah pemain besar, seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Blanja, Blibli, Qoo10 Singapura, dan sebagainya.

"Banyak UMKM memiliki akses terbatas ke sektor keuangan formal, dengan sebagian besar penduduk Indonesia masih belum memiliki rekening bank. Hal itu membuat mereka berpikir dua kali untuk berjualan secara daring," kata Direktur Teknologi, Informasi, dan Digital BRI, Indra Utoyo dikutip dari KrAsia, Selasa (14/1/2020).

Baca Juga: Perhatian! Belanja Barang Impor Via E-Commerce Sekarang Kena Pajak

Saat ini, BRI memiliki lebih dari 10.000 anggota UMKM terdaftar di platform. Perbankan pelat merah itu menaargetkan menambah lebih dari 20.000 pada 2020.

BRI mengklaim, "rata-rata, pendapatan UMKM terdaftar meningkat sebesar 40% pada 2018 saja. Itu berasal dari tabungan biaya, distribusi pinjaman, dan biaya transaksi.

UMKM mempekerjakan lebih dari 97% tenaga kerja nasional Indonesia, sekitar 116,7 juta orang. Namun, hanya sekitar 15% UMKM yang mempunyai akses layak untuk mendapat pembiayaan, menurut data BPS.

Sementara itu, pasar dagang daring Indonesia tumbuh sebesar 16,3%, mencapai Rp238 triliun pada tahun lalu, menurut GlobalData. Pertumbuhan itu diperkirakan bakal melonjak pada 2023, dengan nilai industri mencapai Rp436 triliun, bertumbuh hampir 85%.

Menurut Indra, jika mayoritas UMKM berpartisipasi dalam kegiatan dagang daring, maka pengaruhnya terhadap industri akan besar.

BRI secara agresif mengubah dirinya menjadi bank digital. Bank itu telah berkolaborasi dengan lebih dari 75 pemain industri digital, termasuk perusahaan pinjaman dan teknologi finansial (fintech).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: