Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

21 Orang Tewas karena Serangan Udara di Idlib

21 Orang Tewas karena Serangan Udara di Idlib Kredit Foto: Macro Media Center
Warta Ekonomi, Idlib -

Setidaknya 21 orang tewas di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah ketika pasukan pemerintah Suriah dan sekutu Rusia melakukan serangan udara. Perjanjian gencatan senjata antara Rusia dan Turki, telah disepakati pada Minggu, namun kekerasan masih terjadi hingga Rabu (15/1) waktu setempat.

Syrian Civil Defence atau dikenal dengan White Helmets mengatakan, serangan udara dan bom barel menghantam pasar sayuran di kota Ariha. Juru Bicara White Helmets Ahmed Sheiko mengatakan, setidaknya 19 orang tewas dalam serangan di pasar dan toko-toko terdekat, termasuk seorang sukarelawan White Helmets.

Sheikho juga mengatakan, seorang pria juga terbunuh di desa Has akibat serangan udara pemerintah Suriah. Sementara seorang gadis muda meninggal karena luka yang diderita dalam serangan sebelumnya, yang terjadi sebelum gencatan senjata terbaru dilaksanakan.

Baca Juga: Erdogan: Turki Akan Hentikan Pelanggaran Gencatan Senjata di Idlib

Setidaknya tercatat 82 orang terluka dalam serangan Rabu dan jumlah kematian kemungkinan akan meningkat. Pengeboman itu menelan beberapa kendaraan di zona industri yang membuat mayat para pengendara mobil yang terjebak di dalamnya terperangkap.

Pengelola bengkel, Mustafa mengatakan, ia kembali ke bengkelnya dan melihat tokonya hancur dan empat pegawainya terjebak di bawah puing-puing. Belum jelas apakah mereka selamat atau tidak. "Ini bukan lingkungan yang saya tinggalkan dua menit yang lalu," kata Mustafa dikutip Aljazirah.

Serangan datang beberapa hari setelah jeda singkat. Gencatan senjata yang ditengahi oleh Moskow tersendat pada Selasa malam ketika serangan udara menghantam serangkaian kota di bagian selatan provinsi Idlib. Gencatan senjata yang berumur jagung itu mengikuti gencatan senjata sebelumnya yang diumumkan pada akhir Agustus. Itu terjadi setelah serangan oleh pemerintah menewaskan lebih dari 1.000 warga sipil dalam empat bulan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: