Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petisi Aktivis 98: Pak Jokowi, Dengar Jeritan Kami, Jangan Dengar Pembisik yang Bikin Blunder!

Petisi Aktivis 98: Pak Jokowi, Dengar Jeritan Kami, Jangan Dengar Pembisik yang Bikin Blunder! Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Dia menambahkan, bila harga gas, BPJS, dan rokok naik, rakyat terpaksa mengubah menu makan dan gizi anak-anak, menghemat beli baju, peralatan sekolah anak, dan kebutuhan lainnya, hingga menyetop berbagai kegiatan rekreasi keluarga walau yang murah meriah sekalipun.

"Pak Presiden yang kami banggakan, perkenankan kami memohon kepada Bapak agar mengambil opsi kebijakan ekonomi lain yang lebih inovatif dan kreatif, daripada mengambil kebijakan tak populis yang membuat rakyat murung dan resah."

Baca Juga: Luhut Tegaskan Tak Ada Dana Asing untuk Kantor Presiden

Sambung  surat itu, "Banyak hal produktif lain yang bisa disegerakan, seperti menyita aset para koruptor, menekan biaya belanja rutin para pejabat yang tak efektif, meningkatkan ekspor barang produksi Indonesia untuk meningkatkan pendapatan negara, mengurangi impor pangan yang bisa merugikan kaum petani lokal serta banyak upaya nasionalistik lainnya. Izin lapor Pak Presiden, hidup rakyat kian susah, mohon tak cabut subsidi gas, juga batalkan rencana kenaikan BPJS dan cukai rokok."  

Di bagian akhir surat terbukanya, dia mendoakan Presiden Jokowi diberkahi kebijaksanaan dari Allah SWT, Tuhan YME. "Mohon dengarkan jeritan kami, yang murni tanpa kepentingan politik apa pun, hanya berlandaskan situasi kondisi kekinian kantong kami, Pak."

Jadi, "Jangan dengarkan para pembisik yang hendak membuat Pak Presiden blunder dan menyengsarakan rakyat. Mendengar suara rakyat adalah mendengarkan suara Tuhan, karena agama apa pun pasti mengajarkan sebaik-baiknya pemimpin adalah yang memberikan keteladanan dan menyejahterakan rakyatnya."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: