Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menjadi cibiran warganet. Kali ini, Anies diomelin warganet setelah menebang 190 pohon di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Akhirnya, tanda pagar #4niesHancurkanMonas diramaikan di Twitter.
Para warganet menyentil Anies yang selalu berkoar memilih naturalisasi ketimbang normalisasi kali untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Namun, sekarang Anies malah menebang ratusan pohon di kawasan Monumen Nasional (Monas) dan menggantinya dengan beton.
Baca Juga: PSI Ragukan Perusahaan Pemenang Proyek Revitalisasi Monas: Lokasinya Kurang Meyakinkan, Nih!
"Naturalisai kali alias kembali ke alami katanya tidak boleh betonisasi. Nah sekarang Monas ditebangi pohonnya, dibetonisasi, gimana nih? Dua prinsip berlawanan," tulis salah satu warganet.
Sementara warganet lain menilai Anies makin banyak melakukan kegiatan yang merusak lingkungan dan menimbulkan berbagai masalah di sudut Kota Jakarta. "Belum lama banjir, Anies justru menebang pohon-pohon di Monas. Kebijakannya sudah sangat merugikan dan menyalahi aturan," tulisnya.
Selain itu, ada warganet yang mengaku bingung dengan kebijakan Anies yang menebangi 190 pohon di kawasan Monas. Padahal, Anies tidak setuju dengan air yang dilarikan ke laut. "Pohonnya ditebangi, baru tanahnya ditutupi beton. Lalu bagaimana cara air hujan masuk ke bumi? Dialirkan ke laut gak setuju, dimasukkan ke bumi gak dilakukan. Ibu kota negara ingin kamu apakan Nies?" ucap warganet lain.
DPRD Provinsi Jakarta Heran
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mengaku heran dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menebang 190 pohon di kawasan Monas.
"Ini yang kadang saya heran. Apalagi sangat disayangkan karena pohon-pohon di Monas itu sudah besar-besar dan butuh puluhan tahun untuk Jakarta memiliki pohon seperti itu lagi," kata Prasetyo.
Anehnya, kata dia, di dunia saat ini sedang berlomba-lomba melakukan penghijauan, tapi Pemerintah Provinsi Jakarta malah menebang pohon yang jumlahnya hingga ratusan. "Lagi pula yang saya tahu Monas itu cagar budaya, enggak boleh sembarangan revitalisasi. Makanya perlu ditinjau lagi konsep, kajian, dan rencana induknya seperti apa," ujarnya.
Revitalisasi untuk Lapangan Plaza Monas
Kepala Unit Pengelola Monas Muhamad Isa Sanuri mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Provinsi Jakarta sedang melakukan revitalisasi kawasan Medan Merdeka, khususnya di sisi selatan. Menurut dia, revitalisasi merupakan bagian dari Rencana Induk Penataan Rencana Tapak Kawasan Medan Merdeka, hasil dari sayembara desain yang pemenangnya ditetapkan pada awal 2019.
Saat ini pelaksanaannya sedang dikerjakan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta sejak 2019, dengan target pengerjaan selama tiga tahun atau akan selesai pada 2021.
"Rancangan utama revitalisasi adalah membangun Lapangan Plaza sebagai wadah ekspresi warga di setiap sisi Monas, baik wilayah selatan, timur maupun barat, serta pembangunan kolam yang dapat merefleksikan bayangan Tugu Monas," ujarnya seperti dikutip dari ppid.jakarta.go.id
Kemudian, kata dia, penghijauan di area parkir dengan penanaman pohon hingga sistem memanen air untuk kebutuhan perawatannya. Saat ini, proses revitalisasi mulai dilaksanakan di area Plaza Selatan seluas 34.841 meter persegi.
"Dari 190 pohon di area Selatan, beberapa akan dilakukan pemindahan ke area Barat, Timur, serta area parkir kendaraan yang selama ini berada di kawasan Medan Merdeka, atau dikenal dengan eks parkir IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia)," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Citata Provinsi DKI Jakarta, Heru Hermawanto mengatakan, rencana revitalisasi kawasan Medan Merdeka dan Tugu Nasional telah dipersiapkan secara matang, mulai dari Desain Penataan Rencana Tapak Kawasan Medan Merdeka, Desain interior Tugu Nasional hingga kawasan fisik.
"Proses revitalisasi ini mulai dilaksanakan pada 2019, bersamaan dengan revitalisasi Masjid Istiqlal dan kawasan di sekitar Lapangan Banteng. Ketiga wilayah tersebut nantinya akan terhubung dengan jalur pejalan kaki yang lebar dan rapi," kata Heru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum