Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tewasnya Soleimani Tambah Bahaya Kerusuhan Irak

Tewasnya Soleimani Tambah Bahaya Kerusuhan Irak Kredit Foto: Reuters/Alaa al-Marjani
Warta Ekonomi, Baghdad -

Berbagai faksi politik yang didukung Iran menyeru warga Irak mengikuti pawai "kekuatan satu juta orang" pada Jumat (24/1) untuk meningkatkan sentimen anti-Amerika Serikat. Jalanan di Baghdad pun menjadi ajang pertarungan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Mereka yang merancang pawai itu memiliki dua tujuan yakni menekan Washington agar menarik mundur tentaranya dari Irak dan menandingi protes anti-pemerintah yang menantang kekuasaan faksi-faksi politik itu. Pawai itu tampaknya akan berujung di gerbang Kedutaan Besar (Kedubes) AS yang mewakili pengaruh AS di Irak dan menjadi lokasi kekerasan bulan lalu saat para milisi mencoba menyerbu kompleks tersebut.

Baca Juga: Iran Akan Seret Trump ke ICC Terkait Pembunuhan Soleimani

Tindakan AS membunuh komandan Iran Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad bulan ini memberi kekuatan baru pada aliansi Iran di Irak. Namun, situasi ini juga memicu perselisihan sipil di negara yang telah terkoyak oleh konflik sektarian selama bertahun-tahun.

"Pembunuhan itu memberikan garis hidup pada kelas-kelas politik dan aktor-aktor terkait Iran khususnya," ujar Fanar Haddad, peneliti senior di Middle East Institute, National University of Singapore, pada Reuters.

Haddad menambahkan, "Ini menciptakan kontra-penyebab dan kontra-krisis yang mendorong protes pada siklus baru, meski singkat."

Seruan untuk pawai sebanyak satu juta orang itu muncul dari ulama Moqtada al-Sadr yang menentang semua intervensi asing di Irak, namun dia saat ini lebih dekat dengan Iran. Demonstran yang telah membangun kamp selama beberapa bulan di Baghdad dan kota-kota bagian selatan untuk menentang pemerintah Irak, khawatir dengan perkembangan itu.

"Pawai satu juta orang ini berbeda dari yang diinginkan kami. Ini mendukung sistem politik sekarang di negara ini, ini tidak menentangnya," ujar Abdul Rahman al-Ghazali, demonstran di Lapangan Tahrir, Baghdad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: