Mempertimbangkan langkah-langkah dan peluang-peluang ekonomi digital tersebut, Menkominfo menyerukan peluang dan kolaborasi baru di Indonesia. Sebab Indonesia masih memiliki ruang untuk berkembang dan sangat terbuka untuk peluang kemitraan baru dan berharga lainnya.
"Seperti diungkapkan Presiden Indonesia Joko Widodo: Ide-ide cerdas membutuhkan eksekusi yang cerdas. Ide-ide cerdas itu hanya akan ditinggalkan jika tidak diikuti dengan eksekusi," ujar Menkominfo melalui siaran pers yang dikirimkan oleh Biro Humas Kemenkominfo, Kamis (23/1/2020).
Selain itu, Johnny juga menguraikan perkembangan startup, unicorn, dan decacorn di Indonesia, dan suburnya Indonesia untuk pertumbuhan bisnis startup.
Menurut perhitungan Startup Ranking, Indonesia menduduki urutan nomor lima dunia dengan jumlah 2.193 startup pada 2019, setelah Amerika Serikat, India, dan Kanada. Posisi tersebut bahkan mengungguli negara-negara maju lain, seperti Jerman, Australia, Perancis, dan Spanyol yang membuntuti di urutan sesudahnya.
Selain unggul dalam hal kuantitas, Indonesia juga tangguh dalam hal kualitas startup. Terbukti dengan munculnya empat unicorn (valuasi lebih satu juta dolar AS) dan satu decacorn (valuasi lebih dari sepuluh juta dolar AS).
Bahkan valuasi pasar para decacorn dan unicorn Indonesia tersebut, Go-Jek (US$11 miliar), Tokopedia (US$7 miliar), Traveloka (US$4,5 miliar), OVO (US$2,9 miliar), dan Bukalapak (US$1,2 miliar) mendominasi dunia startup di kawasan Asia Tenggara.
Johnny juga membeberkan pengalaman Pemerintah RI dalam memfasilitasi dan mengakselerasi tumbuhnya pelaku usaha bisnis digital tersebut. Salah satunya gerakan 1000 Startup yang ditargetkan mencetak seribu startup sampai dengan 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: