Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

41 Juta Penduduk di 13 Kota Dikarantina, China Punya Obatnya Gak Sih?

41 Juta Penduduk di 13 Kota Dikarantina, China Punya Obatnya Gak Sih? Kredit Foto: Antara/Via Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Beijing -

Riuh jalan raya dan aktivitas niaga yang biasanya memenuhi pusat Kota Wuhan kini berganti sunyi mencekam. Toko-toko dan pusat perbelanjaan tutup. Masker wajah diwajibkan bagi semua orang. Bandar udara dan stasiun kereta berhenti beroperasi. Tidak seorangpun ingin beraktivitas di ruang publik kecuali petugas kesehatan dan aparat keamanan.

Pada hari ke-24 sejak otoritas China memberikan peringatan bahaya wabah virus korona di Wuhan 31 Desember silam, kini sudah 13 kota dan 41 juta penduduk ditempatkan di bawah karantina massal. Sedikitnya 26 orang meninggal dunia, dan lebih dari 800 pasien masih dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: China Percepat Pembangunan Rumah Sakit Penanggulangan Virus Korona, Tanda Semakin Parah?

Di pinggir Kota Wuhan, otoritas kesehatan membangun rumah sakit darurat berkapasitas 1.000 tempat tidur. Alat-alat berat, termasuk 35 ekskavator dan 10 buldoser, dilaporkan tiba di lokasi pada Kamis (23/2/2020) malam. Selambatnya pada Senin pekan depan rumah sakit tersebut sudah harus siap beroperasi, lapor Reuters.

Saat ini seisi negeri disiagakan menghadapi wabah corona. Pemerintah membatalkan semua perayaan Imlek. Kota Terlarang dan taman hiburan Disneyland memutuskan tutup untuk meminimalisir potensi wabah.

Di Wuhan, sebuah rumah sakit yang disambangi oleh kantor berita AFP dibanjiri pasien yang disambut oleh petugas berbaju pelindung lengkap. Setiap pasien wajib menjalani pemeriksaan suhu tubuh.

"Saya mengalami demam dan batuk," kata seorang pria berusia 35 tahun. "Saya takut saya terinfeksi," imbuhnya.

Wabah corona merambat jelang Imlek yang biasanya ditandai dengan tradisi pulang kampung, Peristiwa tahunan yang sering dijuluki sebagai migrasi manusia terbesar di dunia itu mempersulit upaya otoritas Cina memasung penyebaran virus.

Tercatat sekitar tiga miliar manusia berpindah tempat selama musim Chunyun yang berlangsung 40 hari, sebelum dan sesudah tahun baru.

"Tahun ini kami mengalami Imlek yang sangat menakutkan. Orang-orang tidak pergi ke luar karena bahaya virus," kata seorang supir taksi di Wuhan tanpa menyebutkan nama.

Tanpa ada vaksin atau obat yang ampuh mengusir virus corona, tradisi pulang kampung jelang Imlek di China diyakini akan menjadi mimpi buruk bagi pemerintah. Menurut Pusat Pengendalian Wabah Penyakit di Beijing, virus corona ditularkan melalui udara, ketika pengidap mengalami bersin atau batuk.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum akan mendeklarasikan status Darurat Kesehatan Global (PHIEC) yang membuka keran pendanaan untuk meredam penyebaran wabah. Alasan yang diberikan Komite Darurat IHR adalah lantaran wabah baru ditemukan di China, belum menyebar ke negara lain.

Namun saat ini sejumlah negara sudah melaporkan kasus infeksi virus corona pada warganya atau wisatawan asing yang tiba dari China.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: