Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dihujani Puluhan Pertanyaan, Hasto Tegas: PAW Hak Parpol

Dihujani Puluhan Pertanyaan, Hasto Tegas: PAW Hak Parpol Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah) memberikan keterangan pers terkait kabar penggeledahan kantornya serta penangkapan staf partainya dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisioner KPU Wahyu Setiawan oleh KPK di Jakarta, Kamis (9/1/2020). Hasto menyatakan PDI Perjuangan tidak akan menghalangi proses hukum yang dilakukan KPK untuk menuntaskan kasus tersebut. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengaku dicecar puluhan pertanyaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu disampaikan Hasto seusai menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Saeful Bahri dalam kasus suap terkait pergantian antarwaktu (PAW).

"Kalau pemeriksaan ini kan nanti garis besarnya dari KPK yang menyampaikan karena terkait materi yang masih dalam proses untuk penegakkan hukum tersebut. Kami percayakan seluruhnya. Jadi, ada sekitar 24 pertanyaan, termasuk biodata," ujar Hasto di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Hasto juga mengaku disuruh menjelaskan skema pemindahan suara almarhum Nazarudin Kiemas yang rencananya digantikan oleh Harun Masiku yang telah ditetapkan tersangka oleh KPK.

Baca Juga: Usai Diperiksa KPK, Hasto Ditanya Harun: Saya Gak Tahu!

"Saya jelaskan seluruh aspek kronologisnya mengapa partai mengambil keputusan terkait dengan pemindahan suara almarhum Nazarudin Kiemas karena itu adalah sebagai kedaulatan partai politik dan ada presedennya," jelasnya.

Diketahui, almarhum Nazarudin Kiemas merupakan peraih suara terbanyak di Dapil Sumatera Selatan 1 dan mendapatkan kursi di DPR. Karena Nazarudin Kiemas telah meninggal dunia, PDIP memutuskan melimpahkan suara Nazarudin ke Harun Masiku.

KPU dalam sidang plenonya memutuskan bahwa caleg PDIP Riezky Aprilia sebagai pengganti Nazarudin Kiemas. Sebab, Riezky meraih suara tertinggi kedua setelah Nazarudin di Dapil Sumsel 1. Namun, keputusan KPU bertentangan dengan PDIP yang menginginkan Harun Masiku sebagai pengganti Nazarudin. Padahal, suara Harun Masiku terlampau jauh di bawah Riezky Aprilia.

Untuk memuluskan langkahnya dalam proses PAW posisi Nazarudin, Harun Masiku memberikan sejumlah uang kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Proses inipun diketahui KPK dan menetapkan Harun Masiku serta Wahyu Setiawan sebagai tersangka suap.

Diketahui, KPK telah menetapkan mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan sebagai tersangka penerima suap terkait penetapan anggota DPR-RI Terpilih 2019-2024.

Baca Juga: Koalisi: Menkumham dan Ketua KPK Sebar Hoaks Soal Harun Masiku

Selain Wahyu, KPK juga menetapkan tiga orang lainnya sebagai tersangka sebagai penerima suap. Mereka adalah mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang juga orang kepercayaan Wahyu, yakni Agustiani Tio Fridelina, dan sebagai pihak pemberi mantan caleg dari PDIP Harun Masiku dan pihak swasta Saeful.

Dalam kasus ini, Wahyu diduga meminta uang kepada caleg PDIP Harun Masiku sebesar Rp900 juta agar dapat ditetapkan oleh KPU sebagai anggota DPR menggantikan caleg terpilih dari PDIP atas nama Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia pada Maret 2019.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: