Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

10 Wabah Ini Lebih Ganas Dibanding Corona, Ada yang Sebabkan 25 Juta Kematian

10 Wabah Ini Lebih Ganas Dibanding Corona, Ada yang Sebabkan 25 Juta Kematian Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu

6. Wabah Antonine (165-180 M)

Penyakit ini juga dikenal sebagai wabah Galen, dan sejarawan menduga bahwa itu bisa saja cacar atau campak. Penyakit ini merenggut hampir 2.000 kematian per hari di Roma. Total korban tewas terhitung sekitar 5 juta.

7. Pandemi Wabah Ketiga (1855)

Pandemi Wabah Ketiga, juga disebut sebagai Wabah Modern, mengacu pada pandemi wabah pes yang dimulai di provinsi Yunnan di China. Selama 20 tahun ke depan ia menyebar ke Hong Kong dan kota-kota pelabuhan di seluruh dunia oleh tikus yang membawa kutu infeksius yang bertanggung jawab atas penyakit ini. Pandemi ini menyebabkan hampir 10 juta kematian.

8. The Blach Death (1334)

Disebut juga The Great Plague, penyakit ini berasal dari China dan menyebar sepanjang rute perdagangan ke Konstantinopel dan Eropa, di mana ia mengklaim hampir 60 persen dari populasi Eropa dan benar-benar memusnahkan banyak kota.

9. The Great Flu Epidemic (1918)

The Great Flu Epidemic telah dicatat sebagai epidemi paling menghancurkan dalam sejarah. Dengan korban jiwa sekitar 20 juta hingga 40 juta, penyakit ini membunuh lebih banyak orang daripada Perang Dunia I.

10. Pandemi global HIV / Aids (1960-an-sekarang)

Sulit untuk menentukan kapan dan di mana tepatnya HIV berasal, tetapi secara luas diyakini bahwa itu berasal dari Republik Demokratik Kongo sekitar 1920 ketika penyakit itu menyebar dari simpanse ke manusia.

Sejak kasus pertama yang didapat dari sindrom imunodefisiensi (Aids) dilaporkan pada tahun 1981, infeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV) telah berkembang menjadi proporsi pandemi, menghasilkan sekitar 65 juta infeksi dan 25 juta kematian.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: