Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Rencana Perdamaian Israel-Palestina, PBB Kedepankan Solusi 2 Negara

Terkait Rencana Perdamaian Israel-Palestina, PBB Kedepankan Solusi 2 Negara Dokumentasi pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Rose Garden Gedung Putih, Washington, 25 Maret 2019. | Kredit Foto: Reuters/Leah Millis
Warta Ekonomi, New York -

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres tetap mempertahankan konsensus internasional tentang konflik Israel-Palestina. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian Israel-Palestina.

"Posisi PBB tetap mengedepankan solusi dua negara. PBB tetap berkomitmen mendukung warga Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik berdasarkan resolusi PBB, hukum internasional, dan perjanjian bilateral serta mewujudkan visi dua negara yakni Israel dan Palestina yang hidup berdampingan secara damai dan aman dalam pengakuan berbatasan," ujar Guterres dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga: Diumumkan Trump, Palestina Kecam Rencana Perdamaian Timur Tengah AS

Solusi yang diusung oleh PBB sangat bertentangan dengan rencana perdamaian yang diumumkan oleh Trump. Rencana perdamaian itu jauh dari konsensus internasional dan tidak memberikan hak bagi pengungsi Palestina untuk kembali. Trump juga melegitimasi permukiman ilegal yang dibangun Israel di Tepi Barat.

Rencana perdamaian yang dibeberkan Trump memberikan semua tuntutan Israel dan mengabaikan banyak aspek penting yang diminta oleh Palestina. Di antaranya yakni Yerusalem tetap menjadi ibu kota Israel. Trump juga menyatakan mengakui pendudukan Israel di wilayah Judea dan Samaria, Tepi Barat, serta Lembah Yordania.

Terkait dengan bidang ekonomi, Trump mengatakan ada satu juta lapangan pekerjaan baru untuk Palestina selama 10 tahun ke depan dan investasi sebesar 50 miliar dolar AS yang dapat meningkatkan PDB sebanyak tiga kali lipat.

"Palestina berada dalam kemiskinan dan kekerasan, dieksploitasi oleh mereka yang ingin menggunakannya sebagai pion untuk memajukan terorisme dan ekstremisme. Mereka layak mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik," kata Trump dilansir BBC.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: