Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rencana Perdamaian Timur Tengah Trump Disebut Iran sebagai 'Pengkhianatan Abad Ini'

Rencana Perdamaian Timur Tengah Trump Disebut Iran sebagai 'Pengkhianatan Abad Ini' Presiden A.S. Donald Trump berbicara dengan Majelis Umum PBB ke 72 di markas PBB di New York, AS, 19 September 2017. | Kredit Foto: Reuters/Shannon Stapleton
Warta Ekonomi, Teheran -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa, 28 Januari mengumumkan rencana perdamaiannya untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Rencana yang diklaim Trump akan menguntungkan semua pihak, itu telah menerima reaksi dari berbagai pihak, terutama negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Iran.

Baca Juga: Terkait Rencana Perdamaian Israel-Palestina, PBB Kedepankan Solusi 2 Negara

Pejabat Iran Hesameddin Ashena menolak rencana perdamaian Trump, menyebutnya sebagai sebuah “rencana pemaksaan dan sanksi”.

"Ini adalah kesepakatan antara rezim Zionis (Israel) dan Amerika. Interaksi dengan Palestina tidak ada dalam agendanya. Ini bukan rencana perdamaian tetapi rencana pemaksaan dan sanksi," kecam Penasihat Presiden Iran Hassan Rouhani itu dalam sebuah posting di Twitter, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Rabu (29/1/2020).

Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Iran menyebut rencana perdamaian yang diklaim Trump sebagai “Kesepakatan Abad Ini” (Deal of the Century) itu sebagai “Pengkhianatan Abad Ini” dan akan menemui kegagalan.

"Rencana perdamaian memalukan yang diberlakukan oleh Amerika terhadap Palestina adalah pengkhianatan abad ini dan ditakdirkan untuk gagal," demikian isi pernyataan tersebut.

Trump mengumumkan rencana perdamaiannya bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, tanpa kehadiran perwakilan Palestina. Dalam rencananya, Trump mengatur pembagian wilayah antara Israel dengan Palestina dan menawarkan pembentukan negara Palestina, sementara di sisi lain tetap mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: