Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berdiri Sejak 1837, Ini Rahasia di Balik Mahalnya Tas Louis Vuitton

Berdiri Sejak 1837, Ini Rahasia di Balik Mahalnya Tas Louis Vuitton Louis Vuitton di Osaka. | Kredit Foto: Instagram/Louis Vuitton Official
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perjalanan sebuah brand untuk berada seperti Louis Vuitton sepertinya sangat sulit. Tercatat, Louis Vuitton sudah menjadi merek termahal di dunia dengan penilaian merek yang mencapai USD32,223 miliar dan pertumbuhan 14% dari tahun ke tahun. Selain LV, Gucci tercatat sebagai merek mewah dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan tingkat pertumbuhan 23%.

Data tersebut disampaikan oleh perusahaan konsultan pemasaran Interbrand yang merilis daftar merek global teratas selama tahun 2019.

Untuk memperkirakan penghasilan suatu merek, Interbrand pun menganalisis kinerja keuangan atau layanan suatu merek, peran yang dimiliki suatu merek dalam keputusan pembelian, dan kekuatan kompetitif suatu merek dibandingkan dengan merek lain dalam sektornya.

Baca Juga: Bikin Melongo, Ini Deretan Brand Mewah Milik Bernard Arnault

Hasilnya seorang analisis menemukan bahwa sembilan perusahaan mewah teratas memiliki nilai merek gabungan sekitar USD117,784 miliar.

Adapun Louis Vuitton pertama kali dibuat pada tahun 1837 oleh seorang pria Perancis bernama Louise Vuitton. Tahun-tahun itu Louise Vuitton yang berasal dari kota Anchay, Prancis, ini membuka toko pertamanya di Paris.

Tahun 1858 merupakan produk pertama yang dibuat oleh Louis Vuitton yakni sebuah travel bag atau koper dengan desain yang ringan, tahan lama dan kedap air. Dan pada tahun 1896 George Vuitton, anak dari Louis Vuitton, menciptakan monogram iconic Louise Vuitton serta patern bunga yang kini menjadi logo kebanggaan LV. Itu ia ciptakan untuk menghormati mendiang ayahnya yang meninggal pada tahun 1892.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: