PT Jasa dan Kepariwisataan Jawa Barat (Perseroda) atau lebih dikenal PT Jaswita kembali mengelola secara mandiri salah satu asetnya yakni Grand Hotel Preanger Bandung.
Direktur Utama Jaswita Jabat Deni Nurdyana Hadimin mengatakan upaya penyelesaian kerja sama ini sejakan dengan visi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif pembangunan Jawa Barat.
"Tahun ini kita fokus di bidang kepariwisataan. Salah satunya jenis usaha hotel. Jadi per hari ini bersejarah karena PT Inti Dinamika tepat 30 tahun dan kita putuskan tidak akan dikontrakan tapi akan dikelola sendiri," katanya kepada wartawan di Bandung, Minggu malam (2/2/2020).
Baca Juga: Kemendag dan Pemda Bersinergi Arahkan BUMDEs di Pemalang Jadi Pengelola Gudang SRG
Baca Juga: Waspada Corona, Pesan Erick ke BUMN: Jangan Lengah!
Jaswita merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang 100 persen kepemilikan sahamnya milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang bergerak di bidang jasa, property dan kepariwisataan. Di bidang jasa mengelola usaha bengkel sedangkan di bidang property seperti hotel dan ruko-ruko termasuk guest house. "Jadi kurang lebih ada 49 aset kita di Jawa Barat dengan total aset Rp2,8 triliun," imbuhnya.
Deni menyebutkan dengan diambil alihnya Grand Hotel Preanger maka diharapkam mampu meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jabar. Selain itu, pihaknya juga bertujuan untuk mengelola sendiri. "Masa seumur-umur kita menjadi juragan kontrakan? Kan tidak juga," ujarnya.
"Alhamdulillah di Desember 2019 kemarin, PD Jaswita pertama kali menyumbangkan PAD untuk Jawa Barat. Walaupun nilainya tidak besar," tambahnya.
Adapun target pendapatan PT Jaswita sudah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yakni hampir naik 400 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, Jaswita Jabar menggulirkan berbagai inovasi.
Rencananya pada tahun 2020 akan membangun berbagai proyek strategis di bidang pariwisata diantaranya Hotel Bandara Kertajati Majalengka, pembangunan Resort dan Pusat Budaya di Pangandaran, pembangunan kawasan wisata di Ranca Upas Ciwidey serta owmbangunan cafe dan hotel di jl Ambon Kota Bandung.
Selain itu Jaswita Jabar juga memiliki beberapa hotel yang dikerjasamakan dengan berbagai mitra strategis seperti Hotel Aryaduta Bandung, Hotel Salak Heritage Bogor dan Hotel Perdana Wisata Bandung.
"Saya optimis tercapai karena kita memiliki beberapa inovasi tahun ini selain hotel. Kita juga akan bergerak di bidang tiketing umroh," ungkapnya.
Dia mengaku terdapat hambatan dalam proses pengelolaan secara mandiri aset perusahaan yaitu masih ada beberapa asetnya yang dikelola oleh pihak ketiga sehingga membutuhkan proses pengambilalihan pengelolaan.
"Ini juga ada proses. Bukan hasil dari kesepatakan dalam semalem langsung jadi tapi ada proses yang cukup panjang," ungkapnya.
Adapun, Kepala Biro BUMD dan Investasi Pemerintah Daerah Privinsi (Pemdaprov) Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan ini karena memang sudah aturannya bahwa kontrak sudah selesai. Terlebih sesuai dengan tugas Jaswita sendiri untuk mengelola pariwisata di Jawa Barat.
"Ini kesempatan bagi Jaswita untuk menunjukan dirinya memang ahli di bidang pariwisata," tegasnya.
Dia menilai Grand Hotel Preanger sudah menjadi landmark kebanggan warga Jabar. Diharapkan bisa lebih berkembang dan lebih baik lagi sehingga Jaswita memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pengelolaan hotel tersebut.
"Diharapkan bisa lebih besar memberikan konteibusi bagi PAD Jabar," ujarnya.
Rencananya, ada beberapa aset lagi yang akan dikelola Jaswita Jabar seperti mall, hotel, bengkel, real estate. Diharapkan dikelola secara profesional dengan pengawasan yang optimal dari komisaris dan pemegang saham. Selain itu, diperlukan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak karena memiliki aset yang besar.
Adanya perpindahaan pihak pengelola. Maka Pemprov Jabar sepenuhnya akan mendukung agar Jaswita meningkatkan profesionalismenya. Salah satunya dengan merekrut banyak ahli. Selain itu banyak belajar lagi dalam mengelola saset sesuai dengan arahan Gubernur Jabar.
"Tentunya harus menjaga GCGnya, saling menguntungkan bagi Pemprov Jabar," ujarnya.
Senada dengan, Ketua Komisi III DPRD Jabar Cucu Sugyati yang mengapreasi PT Bina Inti Dinamika yang telah bekerja sama selama 30 tahun.
Dia menyebutkan bahwa pengelola hotel memang sudah seharusnya dikeola oleh PT Jaswita Jabar. Selain itu, dengan dikeola sendiri akan meningkatkan pendapatan sehingga berdampak pada PAD Jabar.
"Tentunya, menjadi harapan kami bisa mnegelola hotel ini agar lebih berkembang lagi dan diharapkan bisa lebih maju dikeola oleh Jaswita," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: